Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan sedih dan perasaan khawatir, seorang nenek tua datang menghadap Rasullullah. "Wahai Rasullullah, apakah diriku dapat masuk surga?" tanya nenek itu.
Sejenak Rasullullah terdiam, Beliau mengerutkan keningnya.
"Maaf, Nek, di surga tidak ada orang tua," dengan nada menyesal Rasullullah kemudian menjawab. Mendengar jawaban Rasullullah, nenek tua itu menangis tersedu-sedu, seakan menyesali nasibnya sebagai orang tua.
"Maksud saya bukan berarti nenek tidak akan masuk surga," sambung Rasullullah dengan cepat.
"Maksud Rasullullah??" tanya nenek itu.
"Nek bakal masuk surga, tetapi nenek akan jadi muda lagi," ucap Rasullullah melegakan hati nenek itu.
Nenek tua itu tersenyum gembira, ia membayangkan dirinya kelak akan menjadi muda lagi, menjadi perawan lagi di surga. Demikianlah cara Rasullullah bercanda, sekedar menyegarkan suasana. Namun, Beliau tetap menjaga agar gurauannya dapat membahagiakan orang lain, bukan menyinggung atau menyakitkan perasaannya.
"Kami jadikan perempuan perempuan surga itu menjadi gadis gadis perawan dan penuh gairah cinta dan sebaya" - (QS AL-Waqiah (56):35-37).
Di lain saat, pada awal masa hijrah, ketika pembangunan masyarakat Madinah belum dapat memakmurkan seluruh masyarakatnya, Rasullullah di datangi oleh seorang peminta-minta.
Oleh Rasullullah pengemis itu diberinya sedekah. Lain hari pengemis itu datang lagi, Rasullullah memberinya uang. Ketika pengemis itu hari berikutnya datang lagi, Rasullullah tidak memberinya apa-apa, melainkan sebilah kapak. Rasullullah berharap dengan kapak pengemis itu mau bekerja keras mencari nafkah.
Sungguh sangat bijaksana Nabi kita Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk di jadikan sebagai tauladan bagi kita semua.
0 komentar