Hay friends, Dengerin lagu yuks
Hehehehe ..
Andyrra

Male, 45 years

Batam, Indonesia

If you're doing your best, you won't have any time to worry about failure and The past can't see you, but the future is listening.

andyrra.com

Translate

Java Filipino Czech English iran Romania Thailand Bangladesh India India French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

poto

Mounting created Bloggif

31 Mar 2016

Surah An-Nisaa {QS:4}

Berbekal pengetahuan tentang Islam yang tipis, tak sedikit kalangan yang dengan lancangnya menghakimi agama ini, untuk kemudian menelorkan kesimpulan-kesimpulan tak berdasar yang menyudutkan Islam. Salah satunya, Islam dianggap merendahkan wanita atau dalam ungkapan sekarang ‘bias jender’. Benarkah?
Sudah kita maklumi keberadaan wanita dalam Islam demikian dimuliakan, terlalu banyak bukti yang menunjukkan kenyataan ini. Sampai-sampai ada satu surah dalam Al-Qur`anul Karim dinamakan surah An-Nisa`, artinya wanita-wanita, karena hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita lebih banyak disebutkan dalam surah ini daripada dalam surah yang lain. (Mahasinut Ta`wil, 3/6)

Untuk lebih jelasnya kita lihat beberapa ayat dalam surah An-Nisa` yang berbicara tentang wanita.

1. Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.

Surah An-Nisa` dibuka dengan ayat:


يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً


“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Dia memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (An-Nisa`: 1)

Ayat ini merupakan bagian dari khutbatul hajah yang dijadikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembuka khutbah-khutbah beliau. Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid rahimahumallah mengatakan bahwa yang dimaksud jiwa yang satu adalah Nabi Adam ‘alaihissalam. Sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566)

Dalam hadits shahih disebutkan:


إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَِإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ وَفِيْهَا عِوَجٌ


“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini ada dalil dari ucapan fuqaha atau sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadits ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlak dan lemahnya akal mereka. Di samping juga menunjukkan dibencinya mentalak mereka tanpa sebab dan juga tidak bisa seseorang berambisi agar si wanita terus lurus. Wallahu a’lam.”(Al-Minhaj, 9/299)

2. Dijaganya hak perempuan yatim.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُوا

“Dan jika kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim (bilamana kalian menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita lain yang kalian senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih dekat untuk kalian tidak berlaku aniaya.” (An-Nisa`: 3)

Urwah bin Az-Zubair pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


 وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى

maka Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab, “Wahai anak saudariku1. Perempuan yatim tersebut berada dalam asuhan walinya yang turut berserikat dalam harta walinya, dan si wali ini ternyata tertarik dengan kecantikan si yatim berikut hartanya. Maka si wali ingin menikahinya tanpa berlaku adil dalam pemberian maharnya sebagaimana mahar yang diberikannya kepada wanita lain yang ingin dinikahinya. Para wali pun dilarang menikahi perempuan-perempuan yatim terkecuali bila mereka mau berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim serta memberinya mahar yang sesuai dengan yang biasa diberikan kepada wanita lain. Para wali kemudian diperintah untuk menikahi wanita-wanita lain yang mereka senangi.” Urwah berkata, “Aisyah menyatakan, ‘Setelah turunnya ayat ini, orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perkara wanita, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat:


وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ


“Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita.” (An-Nisa`: 127)

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat yang lain:


وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ

“Sementara kalian ingin menikahi mereka (perempuan yatim).” (An-Nisa`: 127)

Salah seorang dari kalian (yang menjadi wali/pengasuh perempuan yatim) tidak suka menikahi perempuan yatim tersebut karena si perempuan tidak cantik dan hartanya sedikit. Maka mereka (para wali) dilarang menikahi perempuan-perempuan yatim yang mereka sukai harta dan kecantikannya kecuali bila mereka mau berbuat adil (dalam masalah mahar, pent.). Karena keadaan jadi terbalik bila si yatim sedikit hartanya dan tidak cantik, walinya enggan/tidak ingin menikahinya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 4574 dan Muslim no. 7444)

Masih dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ قُلِ اللهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللاَّتِي لاَ تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ

Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepada kalian tentang mereka dan apa yang dibacakan kepada kalian dalam Al-Qur`an tentang para wanita yatim yang kalian tidak memberi mereka apa yang ditetapkan untuk mereka sementara kalian ingin menikahi mereka.” (An-Nisa`: 127)

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:


أُنْزِلَتْ فِي الْيَتِيْمَةِ، تَكُوْنُ عِنْدَ الرَّجُلِ فَتَشْرِكُهُ فِي مَالِهِ، فَيَرْغَبُ عَنْهَا أَنْ يَتَزَوَّجَهَا وَيَكْرَهُ أَنْ يُزَوِّجَهَا غَيْرَهُ، فَيَشْرَكُهُ فِي ماَلِهِ، فَيَعْضِلُهَا، فَلاَ يَتَزَوَّجُهَا وَيُزَوِّجُهَا غَيْرَهُ.

“Ayat ini turun tentang perempuan yatim yang berada dalam perwalian seorang lelaki, di mana si yatim turut berserikat dalam harta walinya. Si wali ini tidak suka menikahi si yatim dan juga tidak suka menikahkannya dengan lelaki yang lain, hingga suami si yatim kelak ikut berserikat dalam hartanya. Pada akhirnya, si wali menahan si yatim untuk menikah, ia tidak mau menikahinya dan enggan pula menikahkannya dengan lelaki selainnya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5131 dan Muslim no. 7447)

3. Cukup menikahi seorang wanita saja bila khawatir tidak dapat berlaku adil secara lahiriah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

“Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki.” (An-Nisa`: 3)

Yang dimaksud dengan adil di sini adalah dalam perkara lahiriah seperti adil dalam pemberian nafkah, tempat tinggal, dan giliran. Adapun dalam perkara batin seperti rasa cinta dan kecenderungan hati tidaklah dituntut untuk adil, karena hal ini di luar kesanggupan seorang hamba. Dalam Al-Qur`anul Karim dinyatakan:


وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ


“Dan kalian sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri kalian, walaupun kalian sangat ingin berbuat demikian. Karena itu janganlah kalian terlalu cenderung kepada istri yang kalian cintai sehingga kalian biarkan yang lain telantar.” (An-Nisa`: 129)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan ketika menafsirkan ayat di atas, “Maksudnya, kalian wahai manusia, tidak akan mampu berlaku sama di antara istri-istri kalian dari segala sisi. Karena walaupun bisa terjadi pembagian giliran malam per malam, namun mesti ada perbedaan dalam hal cinta, syahwat, dan jima’. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ‘Abidah As-Salmani, Mujahid, Al-Hasan Al-Bashri, dan Adh-Dhahhak bin Muzahim rahimahumullah.”

Setelah menyebutkan sejumlah kalimat, Ibnu Katsir rahimahullah melanjutkan pada tafsir ayat: فَلاَ تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ maksudnya apabila kalian cenderung kepada salah seorang dari istri kalian, janganlah kalian berlebih-lebihan dengan cenderung secara total padanya, فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ “sehingga kalian biarkan yang lain telantar.” Maksudnya istri yang lain menjadi terkatung-katung. Kata Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Sa’id bin Jubair, Al-Hasan, Adh Dhahhak, Ar-Rabi` bin Anas, As-Suddi, dan Muqatil bin Hayyan, “Makna كَالْمُعَلَّقَةِ, seperti tidak punya suami dan tidak pula ditalak.” (Tafsir Al-Qur`anil Azhim, 2/317)

Bila seorang lelaki khawatir tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka dituntunkan kepadanya untuk hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk pemuliaan pada wanita di mana pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya diperhatikan oleh Islam.

4. Hak memperoleh mahar dalam pernikahan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَءَاتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا


“Berikanlah mahar kepada wanita-wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kalian sebagian dari mahar tersebut dengan senang hati maka makanlah (ambillah) pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.” (An-Nisa`: 4)

5. Wanita diberikan bagian dari harta warisan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا


“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian dari harta peninggalan ayah-ibu dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisa`: 7)

Sementara di zaman jahiliah, yang mendapatkan warisan hanya lelaki, sementara wanita tidak mendapatkan bagian. Malah wanita teranggap bagian dari barang yang diwarisi, sebagaimana dalam ayat:


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا

“Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kalian mewarisi wanita dengan jalan paksa.” (An-Nisa`: 19)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menyebutkan, “Dulunya bila seorang lelaki di kalangan mereka meninggal, maka para ahli warisnya berhak mewarisi istrinya. Jika sebagian ahli waris itu mau, ia nikahi wanita tersebut dan kalau mereka mau, mereka nikahkan dengan lelaki lain. Kalau mau juga, mereka tidak menikahkannya dengan siapa pun dan mereka lebih berhak terhadap si wanita daripada keluarga wanita itu sendiri. Maka turunlah ayat ini dalam permasalahan tersebut.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya no. 4579)

Maksud dari ayat ini, kata Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah, adalah untuk menghilangkan apa yang dulunya biasa dilakukan orang-orang jahiliah dari mereka dan agar wanita tidak dijadikan seperti harta yang diwariskan sebagaimana diwarisinya harta benda. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 5/63)

Bila ada yang mempermasalahkan, kenapa wanita hanya mendapatkan separuh dari bagian laki-laki seperti tersebut dalam ayat:


يُوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنْثَيَيْنِ


“Allah mewasiatkan kepada kalian tentang pembagian warisan untuk anak-anak kalian, yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan….” (An-Nisa`: 11)

Maka dijawab, inilah keadilan yang sesungguhnya. Laki-laki mendapatkan bagian yang lebih besar daripada wanita karena laki-laki butuh bekal yang lebih guna memberikan nafkah kepada orang yang di bawah tanggungannya. Laki-laki banyak mendapatkan beban. Ia yang memberikan mahar dalam pernikahan dan ia yang harus mencari penghidupan/penghasilan, sehingga pantas sekali bila ia mendapatkan dua kali lipat daripada bagian wanita. (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/160)

6. Suami diperintah untuk berlaku baik pada istrinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ


“Dan bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.” (An-Nisa`: 19)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan serta penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hal ini:


وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ


“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda:


خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِيْ


“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga (istri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)ku.”2 (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/173)

7. Suami tidak boleh membenci istrinya dan tetap harus berlaku baik terhadap istrinya walaupun dalam keadaan tidak menyukainya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا


“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)

Dalam tafsir Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an (5/65), Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ (“Kemudian bila kalian tidak menyukai mereka”), dikarenakan parasnya yang buruk atau perangainya yang jelek, bukan karena si istri berbuat keji dan nusyuz, maka disenangi (dianjurkan) (bagi si suami) untuk bersabar menanggung kekurangan tersebut. Mudah-mudahan hal itu mendatangkan rizki berupa anak-anak yang shalih yang diperoleh dari istri tersebut.”

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yakni mudah-mudahan kesabaran kalian dengan tetap menahan mereka (para istri dalam ikatan pernikahan), sementara kalian tidak menyukai mereka, akan menjadi kebaikan yang banyak bagi kalian di dunia dan di akhirat. Sebagaimana perkataan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tentang ayat ini: ‘Si suami mengasihani (menaruh iba) istri (yang tidak disukainya) hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan rizki kepadanya berupa anak dari istri tersebut dan pada anak itu ada kebaikan yang banyak’.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/173)

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ


“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, jika ia tidak suka satu tabiat/perangainya maka (bisa jadi) ia ridha (senang) dengan tabiat/perangainya yang lain.” (HR. Muslim no. 1469)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan larangan (untuk membenci), yakni sepantasnya seorang suami tidak membenci istrinya. Karena bila ia menemukan pada istrinya satu perangai yang tidak ia sukai, namun di sisi lain ia bisa dapatkan perangai yang disenanginya pada si istri. Misalnya istrinya tidak baik perilakunya, tetapi ia seorang yang beragama, atau berparas cantik, atau menjaga kehormatan diri, atau bersikap lemah lembut dan halus padanya, atau yang semisalnya.” (Al-Minhaj, 10/58)

8. Bila seorang suami bercerai dengan istrinya, ia tidak boleh meminta kembali mahar yang pernah diberikannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَءَاتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلاَ تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا. وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

“Dan jika kalian ingin mengganti istri kalian dengan istri yang lain sedang kalian telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kalian mengambil kembali sedikitpun dari harta tersebut. Apakah kalian akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata? Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (An-Nisa`: 20-21)

9. Termasuk pemuliaan terhadap wanita adalah diharamkan bagi mahram si wanita karena nasab ataupun karena penyusuan untuk menikahinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاَتُكُمْ وَبَنَاتُ اْلأَخِ وَبَنَاتُ اْلأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللاَّتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللاَّتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلاَئِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلاَبِكُمْ


“Diharamkan atas kalian menikahi ibu-ibu kalian, putri-putri kalian, saudara-saudara perempuan kalian, ‘ammah kalian (bibi/ saudara perempuan ayah), khalah kalian (bibi/ saudara perempuan ibu), putri-putri dari saudara laki-laki kalian (keponakan perempuan), putri-putri dari saudara perempuan kalian, ibu-ibu susu kalian, saudara-saudara perempuan kalian sepersusuan, ibu mertua kalian, putri-putri dari istri kalian yang berada dalam pemeliharaan kalian dari istri yang telah kalian campuri. Tetapi jika kalian belum mencampuri istri tersebut (dan sudah berpisah dengan kalian) maka tidak berdosa kalian menikahi putrinya. Diharamkan pula bagi kalian menikahi istri-istri anak kandung kalian (menantu)…” (An-Nisa`: 23)

Diharamkannya wanita-wanita yang disebutkan dalam ayat di atas untuk dinikahi oleh lelaki yang merupakan mahramnya, tentu memiliki hikmah yang agung, tujuan yang tinggi yang sesuai dengan fithrah insaniah. (Takrimul Mar`ah fil Islam, Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu, hal. 16)

Di akhir ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ اْلأُخْتَيْنِ إِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا


“(Diharamkan atas kalian) menghimpunkan dalam pernikahan dua wanita yang bersaudara, kecuali apa yang telah terjadi di masa lampau. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa`: 23)

Ayat di atas menetapkan bahwa seorang lelaki tidak boleh mengumpulkan dua wanita yang bersaudara dalam ikatan pernikahan karena hal ini jelas akan mengakibatkan permusuhan dan pecahnya hubungan di antara keduanya. (Takrimul Mar`ah fil Islam, Muhammad Jamil Zainu, hal. 16)



Surat 4: An-Nisaa'
(Wanita)




(Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang)


No.
Teks terjemahan
Teks Qur'an dan latinnya
001
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu, yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembang-biakkan, laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya, Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." – (QS.4:1)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Yaa ai-yuhaannaasuuttaquu rabbakumul-ladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zaujahaa wabats-tsa minhumaa rijaaalan katsiiran wanisaa-an waattaquullahal-ladzii tasaa-aluuna bihi wal arhaama innallaha kaana 'alaikum raqiiban
002
"Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta bersama hartamu. Sesungguhnya, tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar." – (QS.4:2)
وَآتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا
Waaatuul yataama amwaalahum walaa tatabaddaluul khabiitsa bith-thai-yibi walaa ta'kuluu amwaalahum ila amwaalikum innahu kaana huuban kabiiran
003
"Dan jika kamu takut, tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim, (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut, tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat, kepada tidak berbuat aniaya." – (QS.4:3)
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلا تَعُولُوا
Wa-in khiftum alaa tuqsithuu fiil yataama faankihuu maa thaaba lakum minannisaa-i matsna watsulaatsa warubaa'a fa-in khiftum alaa ta'diluu fawaahidatan au maa malakat aimaanukum dzalika adna alaa ta'uuluu
004
"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi), sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu, sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap, lagi baik akibatnya." – (QS.4:4)
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا
Waaatuunnisaa-a shaduqaatihinna nihlatan fa-in thibna lakum 'an syai-in minhu nafsan fakuluuhu hanii-an marii-an
005
"Dan janganlah kamu serahkan, kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu), yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu), dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik." – (QS.4:5)
وَلا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلا مَعْرُوفًا
Walaa tu'tuussufahaa-a amwaalakumullatii ja'alallahu lakum qiyaaman waarzuquuhum fiihaa waaksuuhum waquuluu lahum qaulaa ma'ruufan
006
"Dan ujilah anak yatim itu, sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu, mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu memakan harta anak yatim, lebih dari batas kepatutan, dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya), sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri, (dari memakan harta anak yatim itu), dan barangsiapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu, menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu sediakan saksi-saksi, (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas, (atas persaksian itu)." – (QS.4:6)
وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُمْ مِنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلا تَأْكُلُوهَا إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَنْ يَكْبَرُوا وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَنْ كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
Waabtaluul yataama hatta idzaa balaghuunnikaaha fa-in aanastum minhum rusydan faadfa'uu ilaihim amwaalahum walaa ta'kuluuhaa israafan wabidaaran an yakbaruu waman kaana ghanii-yan falyasta'fif waman kaana faqiiran falya'kul bil ma'ruufi fa-idzaa dafa'tum ilaihim amwaalahum faasyhiduu 'alaihim wakafa billahi hasiiban
007
"Bagi laki-laki, ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita, ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak, menurut bagian yang telah ditetapkan." – (QS.4:7)
لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالأقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالأقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا
Li-rrijaali nashiibun mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna wali-nnisaa-i nashiibun mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna mimmaa qalla minhu au katsura nashiiban mafruudhan
008
"Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya), dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik." – (QS.4:8)
وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُولُو الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينُ فَارْزُقُوهُمْ مِنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلا مَعْرُوفًا
Wa-idzaa hadharal qismata uuluul qurba wal yataama wal masaakiinu faarzuquuhum minhu waquuluu lahum qaulaa ma'ruufan
009
"Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka, anak-anak yang lemah, yang mereka kuatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." – (QS.4:9)
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
Walyakhsyal-ladziina lau tarakuu min khalfihim dzurrii-yatan dhi'aafan khaafuu 'alaihim falyattaquullaha walyaquuluu qaulaa sadiidan
010
"Sesungguhnya, orang-orang yang memakan harta anak yatim, secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api, yang menyala-nyala (neraka)." – (QS.4:10)
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
Innal-ladziina ya'kuluuna amwaalal yataama zhulman innamaa ya'kuluuna fii buthuunihim naaran wasayashlauna sa'iiran
011
"Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak lelaki, sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua-per-tiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seper-enam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak, dan ia diwarisi oleh ibu bapaknya (saja), maka ibunya mendapat seper-tiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh seper-enam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas), sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat, atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui, siapa di antara mereka, yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:11)
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأنْثَيَيْنِ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ وَلأبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلأمِّهِ الثُّلُثُ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلأمِّهِ السُّدُسُ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Yuushiikumullahu fii aulaadikum li-dzdzakari mitslu hazh-zhil antsayaini fa-in kunna nisaa-an fauqaatsnataini falahunna tsulutsaa maa taraka wa-in kaanat waahidatan falahaannishfu wal-abawaihi likulli waahidin minhumaassudusu mimmaa taraka in kaana lahu waladun fa-in lam yakun lahu waladun wawaritsahu abawaahu fal-ammihits-tsulutsu fa-in kaana lahu ikhwatun fal-ammihissudusu min ba'di washii-yatin yuushii bihaa au dainin aabaa'ukum waabnaa'ukum laa tadruuna ai-yuhum aqrabu lakum naf'an fariidhatan minallahi innallaha kaana 'aliiman hakiiman
012
"Dan bagimu (suami-suami) seper-dua dari harta, yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seper-empat dari harta yang ditinggalkannya, sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat, atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh seper-empat harta yang kamu tinggalkan, jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seper-delapan dari harta, yang kamu tinggalkan. sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat, atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah, dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja), atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seper-enam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang seper-tiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya, atau sesudah dibayar hutangnya, dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Penyantun." – (QS.4:12)
وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ أَزْوَاجُكُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُنَّ وَلَدٌ فَإِنْ كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْنَ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِينَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْتُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكُمْ وَلَدٌ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ وَلَدٌ فَلَهُنَّ الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكْتُمْ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ تُوصُونَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ وَإِنْ كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلالَةً أَوِ امْرَأَةٌ وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ فَإِنْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَهُمْ شُرَكَاءُ فِي الثُّلُثِ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَى بِهَا أَوْ دَيْنٍ غَيْرَ مُضَارٍّ وَصِيَّةً مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ
Walakum nishfu maa taraka azwaajukum in lam yakun lahunna waladun fa-in kaana lahunna waladun falakumurrubu'u mimmaa tarakna min ba'di washii-yatin yuushiina bihaa au dainin walahunnarrubu'u mimmaa taraktum in lam yakun lakum waladun fa-in kaana lakum waladun falahunnats-tsumunu mimmaa taraktum min ba'di washii-yatin tuushuuna bihaa au dainin wa-in kaana rajulun yuuratsu kalaalatan awiimraatun walahu akhun au ukhtun falikulli waahidin minhumaassudusu fa-in kaanuu aktsara min dzalika fahum syurakaa-u fiits-tsulutsi min ba'di washii-yatin yuusha bihaa au dainin ghaira mudhaarrin washii-yatan minallahi wallahu 'aliimun haliimun
013
"(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga, yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar." – (QS.4:13)
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Tilka huduudullahi waman yuthi'illaha warasuulahu yudkhilhu jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa wadzalikal fauzul 'azhiim(u)
014
"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya, dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan." – (QS.4:14)
وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
Waman ya'shillaha warasuulahu wayata'adda huduudahu yudkhilhu naaran khaalidan fiihaa walahu 'adzaabun muhiinun
015
"Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah, sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya." – (QS.4:15)
وَاللاتِي يَأْتِينَ الْفَاحِشَةَ مِنْ نِسَائِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوا عَلَيْهِنَّ أَرْبَعَةً مِنْكُمْ فَإِنْ شَهِدُوا فَأَمْسِكُوهُنَّ فِي الْبُيُوتِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُنَّ الْمَوْتُ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ لَهُنَّ سَبِيلا
Wal-laatii ya'tiinal faahisyata min nisaa-ikum faastasyhiduu 'alaihinna arba'atan minkum fa-in syahiduu faamsikuuhunna fiil buyuuti hatta yatawaffaahunnal mautu au yaj'alallahu lahunna sabiilaa
016
"Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya, Allah Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:16)
وَاللَّذَانِ يَأْتِيَانِهَا مِنْكُمْ فَآذُوهُمَا فَإِنْ تَابَا وَأَصْلَحَا فَأَعْرِضُوا عَنْهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Walladzaani ya'tiyaanihaa minkum faaadzuuhumaa fa-in taabaa waashlahaa faa'ridhuu 'anhumaa innallaha kaana tau-waaban rahiiman
017
"Sesungguhnya taubat di sisi Allah, hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan, lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:17)
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Innamaattaubatu 'alallahi lil-ladziina ya'maluunassuu-a bijahaalatin tsumma yatuubuuna min qariibin fa-uula-ika yatuubullahu 'alaihim wakaanallahu 'aliiman hakiiman
018
"Dan tidaklah taubat itu diterima Allah, dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan, (yang) hingga apabila datang ajal, kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: 'Sesungguhnya saya bertaubat sekarang'. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati, sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." – (QS.4:18)
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ وَلا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Walaisatittaubatu lil-ladziina ya'maluunassai-yi-aati hatta idzaa hadhara ahadahumul mautu qaala innii tubtuaana walaal-ladziina yamuutuuna wahum kuffaarun uula-ika a'tadnaa lahum 'adzaaban aliiman
019
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka, karena hendak mengambil kembali, sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah), karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." – (QS.4:19)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu laa yahillu lakum an taritsuunnisaa-a karhan walaa ta'dhuluuhunna litadzhabuu biba'dhi maa aataitumuuhunna ilaa an ya'tiina bifaahisyatin mubai-yinatin wa'aasyiruuhunna bil ma'ruufi fa-in karihtumuuhunna fa'asa an takrahuu syai-an wayaj'alallahu fiihi khairan katsiiran
020
"Dan jika kamu ingin mengganti istrimu, dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka, harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali darinya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali, dengan jalan tuduhan yang dusta, dan dengan (menanggung) dosa yang nyata." – (QS.4:20)
وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَآتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلا تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Wa-in aradtumuustibdaala zaujin makaana zaujin waaataitum ihdaahunna qinthaaran falaa ta'khudzuu minhu syai-an ata'khudzuunahu buhtaanan waitsman mubiinan
021
"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain, sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu, perjanjian yang kuat." – (QS.4:21)
وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَى بَعْضُكُمْ إِلَى بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
Wakaifa ta'khudzuunahu waqad afdha ba'dhukum ila ba'dhin waakhadzna minkum miitsaaqan ghaliizhan
022
"Dan janganlah kamu kawini, wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya, perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah, dan seburuk-buruknya jalan (yang ditempuh)." – (QS.4:22)
وَلا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلا
Walaa tankihuu maa nakaha aabaa'ukum minannisaa-i ilaa maa qad salafa innahu kaana faahisyatan wamaqtan wasaa-a sabiilaa
023
"Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu, dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istri kamu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang," – (QS.4:23)
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالاتُكُمْ وَبَنَاتُ الأخِ وَبَنَاتُ الأخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الأخْتَيْنِ إِلا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Hurrimat 'alaikum ummahaatukum wabanaatukum waakhawaatukum wa'ammaatukum wakhalaatukum wabanaatul akhi wabanaatul akhti waummahaatu-kumulaatii ardha'nakum waakhawaatukum minarradhaa'ati waummahaatu nisaa-ikum warabaa-ibukumulaatii fii hujuurikum min nisaa-ikumulaatii dakhaltum bihinna fa-in lam takuunuu dakhaltum bihinna falaa junaaha 'alaikum wahalaa-ilu abnaa-ikumul-ladziina min ashlaabikum wa-an tajma'uu bainal akhtaini ilaa maa qad salafa innallaha kaana ghafuuran rahiiman
024
"Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki. (Allah telah menetapkan hukum itu), sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu, selain yang demikian, (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini, bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campur) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu, terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:24)
وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا بِأَمْوَالِكُمْ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ مِنْهُنَّ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً وَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا تَرَاضَيْتُمْ بِهِ مِنْ بَعْدِ الْفَرِيضَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Wal muhshanaatu minannisaa-i ilaa maa malakat aimaanukum kitaaballahi 'alaikum wauhilla lakum maa waraa-a dzalikum an tabtaghuu biamwaalikum muhshiniina ghaira musaafihiina famaaastamta'tum bihi minhunna faaatuuhunna ujuurahunna fariidhatan walaa junaaha 'alaikum fiimaa taraadhaitum bihi min ba'dil fariidhati innallaha kaana 'aliiman hakiiman
025
"Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka), yang tidak cukup perbelanjaanya, untuk mengawini wanita merdeka, lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebagian kamu adalah dari sebagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seijin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka, menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan penzina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain, sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman, dari hukuman bagi wanita-wanita merdeka bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut, kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:25)
وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلا أَنْ يَنْكِحَ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ فَمِنْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ مِنْ فَتَيَاتِكُمُ الْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِكُمْ بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَانْكِحُوهُنَّ بِإِذْنِ أَهْلِهِنَّ وَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ مُحْصَنَاتٍ غَيْرَ مُسَافِحَاتٍ وَلا مُتَّخِذَاتِ أَخْدَانٍ فَإِذَا أُحْصِنَّ فَإِنْ أَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنَاتِ مِنَ الْعَذَابِ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْ وَأَنْ تَصْبِرُوا خَيْرٌ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Waman lam yastathi' minkum thaulaa an yankihal muhshanaatil mu'minaati famin maa malakat aimaanukum min fatayaatikumul mu'minaati wallahu a'lamu biiimaanikum ba'dhukum min ba'dhin faankihuuhunna biidzni ahlihinna waaatuuhunna ujuurahunna bil ma'ruufi muhshanaatin ghaira musaafihaatin walaa muttakhidzaati akhdaanin fa-idzaa uhshinna fa-in ataina bifaahisyatin fa'alaihinna nishfu maa 'alal muhshanaati minal 'adzaabi dzalika liman khasyiyal 'anata minkum wa-an tashbiruu khairun lakum wallahu ghafuurun rahiimun
026
"Allah hendak menerangkan (hukum syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin), dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:26)
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوبَ عَلَكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Yuriidullahu liyubai-yina lakum wayahdiyakum sunanal-ladziina min qablikum wayatuuba 'alaikum wallahu 'aliimun hakiimun
027
"Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya, bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)." – (QS.4:27)
وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلا عَظِيمًا
Wallahu yuriidu an yatuuba 'alaikum wayuriidul-ladziina yattabi'uunasy-syahawaati an tamiiluu mailaa 'azhiiman
028
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah (sehingga orang yang mengajak untuk berpaling itu memiliki keterbatasan)." – (QS.4:28)
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا
Yuriidullahu an yukhaffifa 'ankum wakhuliqa-insaanu dha'iifan
029
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu, dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku, dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya, Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." – (QS.4:29)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu laa ta'kuluu amwaalakum bainakum bil baathili ilaa an takuuna tijaaratan 'an taraadhin minkum walaa taqtuluu anfusakum innallaha kaana bikum rahiiman
030
"Dan barangsiapa berbuat demikian, dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." – (QS.4:30)
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
Waman yaf'al dzalika 'udwaanan wazhulman fasaufa nushliihi naaran wakaana dzalika 'alallahi yasiiran
031
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar, di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil), dan Kamu masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." – (QS.4:31)
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلا كَرِيمًا
In tajtanibuu kabaa-ira maa tunhauna 'anhu nukaffir 'ankum sai-yi-aatikum wanudkhilkum mudkhalaa kariiman
032
"Dan janganlah kamu iri hati, terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu, lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki, ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian, dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." – (QS.4:32)
وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Walaa tatamannau maa fadh-dhalallahu bihi ba'dhakum 'ala ba'dhin li-rrijaali nashiibun mimmaaaktasabuu wali-nnisaa-i nashiibun mimmaaaktasabna waasaluullaha min fadhlihi innallaha kaana bikulli syai-in 'aliiman
033
"Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta, yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannya. Sesungguhnya, Allah menyaksikan segala sesuatu'." – (QS.4:33)
وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالأقْرَبُونَ وَالَّذِينَ عَقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ فَآتُوهُمْ نَصِيبَهُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا
Walikullin ja'alnaa mawaaliya mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna waal-ladziina 'aqadat aimaanukum faaatuuhum nashiibahum innallaha kaana 'ala kulli syai-in syahiidan
034
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan, sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka Wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah, lagi memelihara diri, ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu kuatirkan nusyuz-nya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya, Allah Maha Tinggi, lagi Maha Besar." – (QS.4:34)
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Ar-rijaalu qau-waamuuna 'alannisaa-i bimaa fadh-dhalallahu ba'dhahum 'ala ba'dhin wabimaa anfaquu min amwaalihim fash-shaalihaatu qaanitaatun haafizhaatul(n)-lilghaibi bimaa hafizhallahu wal-laatii takhaafuuna nusyuuzahunna fa'izhuuhunna waahjuruuhunna fiil madhaaji'i waadhribuuhunna fa-in atha'nakum falaa tabghuu 'alaihinna sabiilaa innallaha kaana 'alii-yan kabiiran
035
"Dan jika kamu kuatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang wali hakim dari keluarga laki-laki, dan seorang wali hakim dari keluarga perempuan. Jika kedua orang wali hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal." – (QS.4:35)
وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ أَهْلِهَا إِنْ يُرِيدَا إِصْلاحًا يُوَفِّقِ اللَّهُ بَيْنَهُمَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا
Wa-in khiftum syiqaaqa bainihimaa faab'atsuu hakaman min ahlihi wahakaman min ahlihaa in yuriidaa ishlaahan yuwaffiqillahu bainahumaa innallaha kaana 'aliiman khabiiran
036
"Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong, dan membangga-banggakan diri." – (QS.4:36)
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا
Waa'buduullaha walaa tusyrikuu bihi syai-an wa bil waalidaini ihsaanan wabidziil qurba wal yataama wal masaakiini wal jaari dziil qurba wal jaaril junubi wash-shaahibi bil janbi waabnissabiili wamaa malakat aimaanukum innallaha laa yuhibbu man kaana mukhtaaalan fakhuuran
037
"(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah, yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir, siksa yang menghinakan." – (QS.4:37)
الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Al-ladziina yabkhaluuna waya'muruunannaasa bil bukhli wayaktumuuna maa aataahumullahu min fadhlihi waa'tadnaa lilkaafiriina 'adzaaban muhiinan
038
"Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka, karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Dan barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu teman yang seburuk-buruknya." – (QS.4:38)
وَالَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَاءَ النَّاسِ وَلا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِينًا فَسَاءَ قَرِينًا
Waal-ladziina yunfiquuna amwaalahum ri-aa-annaasi walaa yu'minuuna billahi walaa bil yaumi-aakhiri waman yakunisy-syaithaanu lahu qariinan fasaa-a qariinan
039
"Apakah kemudharatan bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan menafkahkan sebagian rejeki, yang telah diberikan Allah kepada mereka. Dan adalah Allah Maha Mengetahui keadaan mereka." – (QS.4:39)
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ وَكَانَ اللَّهُ بِهِمْ عَلِيمًا
Wamaadzaa 'alaihim lau aamanuu billahi wal yaumi-aakhiri wa-anfaquu mimmaa razaqahumullahu wakaanallahu bihim 'aliiman
040
"Sesungguhnya, Allah tidak menganiaya seseorang, walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat-gandakan, dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar." – (QS.4:40)
إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيم
Innallaha laa yazhlimu mitsqaala dzarratin wa-in taku hasanatan yudhaa'ifhaa wayu'ti min ladunhu ajran 'azhiiman
041
"Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat, dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)." – (QS.4:41)
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا
Fakaifa idzaa ji-anaa min kulli ummatin bisyahiidin waji-anaa bika 'ala ha'ulaa-i syahiidan
042
"Di hari itu, orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disama-ratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah), sesuatu kejadianpun." – (QS.4:42)
يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الأرْضُ وَلا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا
Yauma-idzin yawaddul-ladziina kafaruu wa'ashawuurrasuula lau tusau-wa bihimul ardhu walaa yaktumuunallaha hadiitsan
043
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid), sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit, atau sedang dalam musafir, atau kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya, Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun." – (QS.4:43)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلا جُنُبًا إِلا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu laa taqrabuush-shalaata wa-antum sukaara hatta ta'lamuu maa taquuluuna walaa junuban ilaa 'aabirii sabiilin hatta taghtasiluu wa-in kuntum mardha au 'ala safarin au jaa-a ahadun minkum minal ghaa-ithi au laamastumunnisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sha'iidan thai-yiban faamsahuu biwujuuhikum wa-aidiikum innallaha kaana 'afuu-wan ghafuuran
044
"Apakah kamu tidak melihat, orang-orang yang telah diberi bagian dari Al-Kitab (Taurat)?. Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk), dan mereka bermaksud, supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar)." – (QS.4:44)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يَشْتَرُونَ الضَّلالَةَ وَيُرِيدُونَ أَنْ تَضِلُّوا السَّبِيلَ
Alam tara ilaal-ladziina uutuu nashiiban minal kitaabi yasytaruunadh-dhalaalata wayuriiduuna an tadhilluussabiil(a)
045
"Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu), tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu)." – (QS.4:45)
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ وَكَفَى بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللَّهِ نَصِيرًا
Wallahu a'lamu bia'daa-ikum wakafa billahi walii-yan wakafa billahi nashiiran
046
"Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: 'Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya'. Dan (mereka mengatakan pula): 'Dengarlah', sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): 'Raa'ina', dengan memutar-mutarkan lidahnya, dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: 'Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami', tentulah itu lebih baik bagi mereka, dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman, kecuali iman yang sangat tipis." – (QS.4:46)
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا
Minal-ladziina haaduu yuharrifuunal kalima 'an mawaadhi'ihi wayaquuluuna sami'naa wa'ashainaa waasma' ghaira musma'in waraa'inaa lai-yan bialsinatihim watha' nan fiiddiini walau annahum qaaluuu sami'naa waatha'naa waasma' waanzhurnaa lakaana khairan lahum waaqwama walakin la'anahumullahu bikufrihim falaa yu'minuuna ilaa qaliilaa
047
"Hai orang-orang (Yahudi) yang telah diberi Al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu, sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuk mereka, sebagaimana Kami telah mengutuk orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku." – (QS.4:47)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولا
Yaa ai-yuhaal-ladziina uutuul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa mushaddiqan limaa ma'akum min qabli an nathmisa wujuuhan fanaruddahaa 'ala adbaarihaa au nal'anahum kamaa la'annaa ashhaabassabti wakaana amrullahi maf'uulaa
048
"Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain daripada (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." – (QS.4:48)
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Innallaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru maa duuna dzalika liman yasyaa-u waman yusyrik billahi faqadiiftara itsman 'azhiiman
049
"Apakah kamu tidak memperhatikan, orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan, siapa yang dikehendaki-Nya, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun." – (QS.4:49)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلا
Alam tara ilaal-ladziina yuzakkuuna anfusahum balillahu yuzakkii man yasyaa-u walaa yuzhlamuuna fatiilaa
050
"Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap (tentang) Allah. Dan cukuplah perbuatan itu, menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)." – (QS.4:50)
انْظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَكَفَى بِهِ إِثْمًا مُبِينًا
Anzhur kaifa yaftaruuna 'alallahil kadziba wakafa bihi itsman mubiinan
051
"Apakah kamu tidak memperhatikan, orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab?. Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman." – (QS.4:51)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا هَؤُلاءِ أَهْدَى مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلا
Alam tara ilaal-ladziina uutuu nashiiban minal kitaabi yu'minuuna bil jibti wath-thaaghuuti wayaquuluuna lil-ladziina kafaruu ha'ulaa-i ahda minal-ladziina aamanuu sabiilaa
052
"Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong bagi-nya." – (QS.4:52)
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ وَمَنْ يَلْعَنِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا
Uula-ikal-ladziina la'anahumullahu waman yal'anillahu falan tajida lahu nashiiran
053
"Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)?. Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebaikan) kepada manusia." – (QS.4:53)
أَمْ لَهُمْ نَصِيبٌ مِنَ الْمُلْكِ فَإِذًا لا يُؤْتُونَ النَّاسَ نَقِيرًا
Am lahum nashiibun minal mulki fa-idzan laa yu'tuunannaasa naqiiran
054
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya Sesungguhnya, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar." – (QS.4:54)
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ آتَيْنَا آلَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَآتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا
Am yahsuduunannaasa 'ala maa aataahumullahu min fadhlihi faqad aatainaa aala ibraahiimal kitaaba wal hikmata waaatainaahum mulkan 'azhiiman
055
"Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia), beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahanam yang menyala-nyala api-nya." – (QS.4:55)
فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ صَدَّ عَنْهُ وَكَفَى بِجَهَنَّمَ سَعِيرًا
Faminhum man aamana bihi waminhum man shadda 'anhu wakafa bijahannama sa'iiran
056
"Sesungguhnya, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya, Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:56)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Innal-ladziina kafaruu biaayaatinaa saufa nushliihim naaran kullamaa nadhijat juluuduhum baddalnaahum juluudan ghairahaa liyadzuuquul 'adzaaba innallaha kaana 'aziizan hakiiman
057
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman." – (QS.4:57)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلا ظَلِيلا
Waal-ladziina aamanuu wa'amiluush-shaalihaati sanudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan lahum fiihaa azwaajun muthahharatun wanudkhiluhum zhilaa zhaliilaa
058
"Sesungguhnya, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya, Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya, Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." – (QS.4:58)
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Innallaha ya'murukum an tu'adduul amaanaati ila ahlihaa wa-idzaa hakamtum bainannaasi an tahkumuu bil 'adli innallaha ni'immaa ya'izhukum bihi innallaha kaana samii'an bashiiran
059
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil-amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." – (QS.4:59)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu athii'uullaha waathii'uurrasuula wauuliil amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syai-in farudduuhu ilallahi warrasuuli in kuntum tu'minuuna billahi wal yaumi-aakhiri dzalika khairun waahsanu ta'wiilaa
060
"Apakah kamu tidak memperhatikan, orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman, kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?. Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka, (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." – (QS.4:60)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا
Alam tara ilaal-ladziina yaz'umuuna annahum aamanuu bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika yuriiduuna an yatahaakamuu ilath-thaaghuuti waqad umiruu an yakfuruu bihi wayuriidusy-syaithaanu an yudhillahum dhalaalan ba'iidan
061
"Apabila dikatakan kepada mereka: 'Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul (sunnahnya)', niscaya kamu (Muhammad) lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu." – (QS.4:61)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا
Wa-idzaa qiila lahum ta'aalau ila maa anzalallahu wailarrasuuli ra-aital munaafiqiina yashudduuna 'anka shuduudan
062
"Maka bagaimanakah halnya, apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah, disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: 'Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki, selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna'." – (QS.4:62)
فَكَيْفَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَاءُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلا إِحْسَانًا وَتَوْفِيقًا
Fakaifa idzaa ashaabathum mushiibatun bimaa qaddamat aidiihim tsumma jaa-uuka yahlifuuna billahi in aradnaa ilaa ihsaanan wataufiiqan
063
"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui, apa yang ada di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka, perkataan yang berbekas pada jiwa mereka." – (QS.4:63)
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلا بَلِيغًا
Uula-ikal-ladziina ya'lamullahu maa fii quluubihim faa'ridh 'anhum wa'izhhum waqul lahum fii anfusihim qaulaa baliighan
064
"Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seijin Allah. Sesungguhnya, jikalau mereka, ketika menganiaya dirinya, datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:64)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Wamaa arsalnaa min rasuulin ilaa liyuthaa'a biidznillahi walau annahum idz zhalamuu anfusahum jaa-uuka faastaghfaruullaha waastaghfara lahumurrasuulu lawajaduullaha tau-waaban rahiiman
065
"Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim, dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka, terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." – (QS.4:65)
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Falaa warabbika laa yu'minuuna hatta yuhakkimuuka fiimaa syajara bainahum tsumma laa yajiduu fii anfusihim harajan mimmaa qadhaita wayusallimuu tasliiman
066
"Dan sesungguhnya, kalau Kami perintahkan kepada mereka: 'Bunuhlah dirimu, atau keluarlah kamu dari kampungmu', niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya, kalau mereka melaksanakan pelajaran, yang diberikan kepada mereka, tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka, dan lebih menguatkan (iman mereka)." – (QS.4:66)
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلا قَلِيلٌ مِنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا
Walau annaa katabnaa 'alaihim aniiqtuluu anfusakum awiikhrujuu min diyaarikum maa fa'aluuhu ilaa qaliilun minhum walau annahum fa'aluu maa yuu'azhuuna bihi lakaana khairan lahum waasyadda tatsbiitan
067
"Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka, pahala yang besar dari sisi Kami," – (QS.4:67)
وَإِذًا لآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا
Wa-idzan li-aatainaahum min ladunnaa ajran 'azhiiman
068
"dan pasti Kami tunjuki mereka, kepada jalan yang lurus." – (QS.4:68)
وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
                                                                           Walahadainaahum shiraathan mustaqiiman
069
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(-Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang, yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." – (QS.4:69)
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Waman yuthi'illaha warrasuula fa-uula-ika ma'al-ladziina an'amallahu 'alaihim minannabii-yiina wash-shiddiiqiina wasyyuhadaa-i wash-shaalihiina wahasuna uula-ika rafiiqan
070
"Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui." – (QS.4:70)
ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللّهِ عَلِيمًا
Dzalikal fadhlu minallahi wakafa billahi 'aliiman
071
"Hai orang-orang yang beriman, bersiap-siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!." – (QS.4:71)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu khudzuu hidzrakum faanfiruu tsubaatin awiinfiruu jamii'an
072
"Dan sesungguhnya, di antara kamu ada orang-orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah, ia berkata: 'Sesungguhnya, Allah telah menganugerahkan nikmat kepada saya, karena saya tidak ikut berperang bersama mereka'." – (QS.4:72)
وَإِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَيُبَطِّئَنَّ فَإِنْ أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَالَ قَدْ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيَّ إِذْ لَمْ أَكُنْ مَعَهُمْ شَهِيدًا
Wa-inna minkum laman layubath-thi-anna fa-in ashaabatkum mushiibatun qaala qad an'amallahu 'alai-ya idz lam akun ma'ahum syahiidan
073
"Dan sungguh, jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan, seolah-olah belum pernah ada hubungan kasih sayang, antara kamu dengan dia: 'Wahai, kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)'." – (QS.4:73)
وَلَئِنْ أَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِنَ اللَّهِ لَيَقُولَنَّ كَأَنْ لَمْ تَكُنْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ مَوَدَّةٌ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَهُمْ فَأَفُوزَ فَوْزًا عَظِيمًا
Wala-in ashaabakum fadhlun minallahi layaquulanna kaan lam takun bainakum wabainahu mawaddatun yaa laitanii kuntu ma'ahum faafuuza fauzan 'azhiiman
074
"Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat, (dengan) berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar." – (QS.4:74)
فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآخِرَةِ وَمَنْ يُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Falyuqaatil fii sabiilillahil-ladziina yasyruunal hayaataddunyaa bil-aakhirati waman yuqaatil fii sabiilillahi fayuqtal au yaghlib fasaufa nu'tiihi ajran 'azhiiman
075
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah, dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak, yang semuanya berdo'a: 'Ya Rabb-kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah), yang zalim penduduknya, dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau'." – (QS.4:75)
وَمَا لَكُمْ لا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا
Wamaa lakum laa tuqaatiluuna fii sabiilillahi wal mustadh'afiina minarrijaali wannisaa-i wal wildaanil-ladziina yaquuluuna rabbanaa akhrijnaa min hadzihil qaryatizh-zhaalimi ahluhaa waaj'al lanaa min ladunka walii-yan waaj'al lanaa min ladunka nashiiran
076
"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya, tipu-daya syaitan itu adalah lemah." – (QS.4:76)
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Al-ladziina aamanuu yuqaatiluuna fii sabiilillahi waal-ladziina kafaruu yuqaatiluuna fii sabiilith-thaaghuuti faqaatiluu auliyaa-asy-syaithaani inna kaidasy-syaithaani kaana dha'iifan
077
"Tidakkah kamu perhatikan, orang-orang yang dikatakan kepada mereka: 'Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!'. Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik), takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari takutnya. Mereka berkata: 'Ya Rabb-kami, mengapa engkau wajibkan berperang kepada kami?. Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?'. Katakanlah: 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar, dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." – (QS.4:77)
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلا أَخَّرْتَنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلا تُظْلَمُونَ فَتِيلا
Alam tara ilaal-ladziina qiila lahum kuffuu aidiyakum waaqiimuush-shalaata waaatuuzzakaata falammaa kutiba 'alaihimul qitaalu idzaa fariiqun minhum yakhsyaunannaasa kakhasyyatillahi au asyadda khasyyatan waqaaluuu rabbanaa lima katabta 'alainaal qitaala laulaa akh-khartanaa ila ajalin qariibin qul mataa'uddunyaa qaliilun wal-aakhiratu khairun limaniittaqa walaa tuzhlamuuna fatiilaa
078
"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi, lagi kokoh', dan jika memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: 'Ini adalah dari sisi Allah', dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana, mereka mengatakan: 'Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)'. Katakanlah: 'Semuanya (datang) dari sisi Allah'. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik), hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun." – (QS.4:78)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَذِهِ مِنْ عِنْدِكَ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ فَمَالِ هَؤُلاءِ الْقَوْمِ لا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا
Ainamaa takuunuu yudrikukumul mautu walau kuntum fii buruujin musyai-yadatin wa-in tushibhum hasanatun yaquuluu hadzihi min 'indillahi wa-in tushibhum sai-yi-atun yaquuluu hadzihi min 'indika qul kullun min 'indillahi famaali ha'ulaa-il qaumi laa yakaaduuna yafqahuuna hadiitsan
079
"Apa saja nikmat yang kamu (Muhammad) peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi." – (QS.4:79)
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
Maa ashaabaka min hasanatin faminallahi wamaa ashaabaka min sai-yi-atin famin nafsika waarsalnaaka li-nnaasi rasuulaa wakafa billahi syahiidan
080
"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka." – (QS.4:80)
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Man yuthi'irrasuula faqad athaa'allaha waman tawalla famaa arsalnaaka 'alaihim hafiizhan
081
"Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: '(Kewajiban kami hanyalah) taat'. Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari, (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu dari mereka, dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung." – (QS.4:81)
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِنْدِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا
Wayaquuluuna thaa'atun fa-idzaa barazuu min 'indika bai-yata thaa-ifatun minhum ghairal-ladzii taquulu wallahu yaktubu maa yubai-yituuna faa'ridh 'anhum watawakkal 'alallahi wakafa billahi wakiilaa
082
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." – (QS.4:82)
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا
Afalaa yatadabbaruunal quraana walau kaana min 'indi ghairillahi lawajaduu fiihiikhtilaafan katsiiran
083
"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil-Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil-Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu)." – (QS.4:83)
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الأمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الأمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلا قَلِيلا
Wa-idzaa jaa-ahum amrun minal amni awil khaufi adzaa'uu bihi walau radduuhu ilarrasuuli waila uuliil amri minhum la'alimahul-ladziina yastanbithuunahu minhum walaulaa fadhlullahi 'alaikum warahmatuhu laattaba'tumusy-syaithaana ilaa qaliilaa
084
"Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani, melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan, dan amat keras siksaan(-Nya)." – (QS.4:84)
فَقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لا تُكَلَّفُ إِلا نَفْسَكَ وَحَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَكُفَّ بَأْسَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَاللَّهُ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنْكِيلا
Faqaatil fii sabiilillahi laa tukallafu ilaa nafsaka waharridhil mu'miniina 'asallahu an yakuffa ba'sal-ladziina kafaruu wallahu asyaddu ba'san waasyaddu tankiilaa
085
"Barangsiapa yang memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya. Dan barangsiapa yang memberikan syafaat yang buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) darinya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." – (QS.4:85)
مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا وَمَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَكُنْ لَهُ كِفْلٌ مِنْهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا
Man yasyfa' syafaa'atan hasanatan yakun lahu nashiibun minhaa waman yasyfa' syafaa'atan sai-yi-atan yakun lahu kiflun minhaa wakaanallahu 'ala kulli syai-in muqiitan
086
"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya, Allah memperhitungkan segala sesuatu." – (QS.4:86)
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
Wa-idzaa hui-yiitum bitahii-yatin fahai-yuu biahsana minhaa au rudduuhaa innallaha kaana 'ala kulli syai-in hasiiban
087
"Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah." – (QS.4:87)
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لا رَيْبَ فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
Allahu laa ilaha ilaa huwa layajma'annakum ila yaumil qiyaamati laa raiba fiihi waman ashdaqu minallahi hadiitsan
088
"Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan, dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka pada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri. Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk, kepada orang-orang yang telah disesatkan Allah?. Barangsiapa yang telah disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan, (untuk memberi petunjuk) kepadanya." – (QS.4:88)
فَمَا لَكُمْ فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللَّهُ أَرْكَسَهُمْ بِمَا كَسَبُوا أَتُرِيدُونَ أَنْ تَهْدُوا مَنْ أَضَلَّ اللَّهُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلا
Famaa lakum fiil munaafiqiina fi-ataini wallahu arkasahum bimaa kasabuu aturiiduuna an tahduu man adhallallahu waman yudhlilillahu falan tajida lahu sabiilaa
089
"Mereka ingin, supaya kamu menjadi kafir, sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawanlah dan bunuhlah mereka, di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka, menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong," – (QS.4:89)
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَلا تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
Wadduu lau takfuruuna kamaa kafaruu fatakuunuuna sawaa-an falaa tattakhidzuu minhum auliyaa-a hatta yuhaajiruu fii sabiilillahi fa-in tawallau fakhudzuuhum waaqtuluuhum haitsu wajadtumuuhum walaa tattakhidzuu minhum walii-yan walaa nashiiran
090
"kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai), atau orang-orang yang datang kepada kamu, sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. Kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu, serta mengemukakan perdamaian kepadamu, maka Allah tidak memberi jalan bagimu, (untuk melawan dan membunuh) mereka." – (QS.4:90)
إِلا الَّذِينَ يَصِلُونَ إِلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ أَوْ جَاءُوكُمْ حَصِرَتْ صُدُورُهُمْ أَنْ يُقَاتِلُوكُمْ أَوْ يُقَاتِلُوا قَوْمَهُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَسَلَّطَهُمْ عَلَيْكُمْ فَلَقَاتَلُوكُمْ فَإِنِ اعْتَزَلُوكُمْ فَلَمْ يُقَاتِلُوكُمْ وَأَلْقَوْا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ فَمَا جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ عَلَيْهِمْ سَبِيلا
Ilaal-ladziina yashiluuna ila qaumin bainakum wabainahum miitsaaqun au jaa-uukum hashirat shuduuruhum an yuqaatiluukum au yuqaatiluu qaumahum walau syaa-allahu lasallathahum 'alaikum falaqaataluukum fa-inii'tazaluukum falam yuqaatiluukum waalqau ilaikumussalama famaa ja'alallahu lakum 'alaihim sabiilaa
091
"Kelak kamu akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman dari kamu, dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), merekapun terjun ke dalamnya. Karena itu, jika mereka tidak membiarkan kamu, dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta (tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka, dimana saja kamu menemui mereka, dan merekalah orang-orang yang kami berikan kepadamu, alasan yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka." – (QS.4:91)
سَتَجِدُونَ آخَرِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَأْمَنُوكُمْ وَيَأْمَنُوا قَوْمَهُمْ كُلَّمَا رُدُّوا إِلَى الْفِتْنَةِ أُرْكِسُوا فِيهَا فَإِنْ لَمْ يَعْتَزِلُوكُمْ وَيُلْقُوا إِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوا أَيْدِيَهُمْ فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأُولَئِكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
Satajiduuna aakhariina yuriiduuna an ya'manuukum waya'manuu qaumahum kullamaa rudduu ilal fitnati urkisuu fiihaa fa-in lam ya'taziluukum wayulquu ilaikumussalama wayakuffuu aidiyahum fakhudzuuhum waaqtuluuhum haitsu tsaqiftumuuhum wauula-ikum ja'alnaa lakum 'alaihim sulthaanan mubiinan
092
"Dan tidaklah layak bagi seorang Mukmin, membunuh seorang Mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin, karena tersalah, (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman, serta membayar dia, yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia Mukmin, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba-sahaya yang Mukmin. Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir), yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat, yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh), serta memerdekakan hamba sahaya yang Mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut, sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:92)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ أَنْ يَقْتُلَ مُؤْمِنًا إِلا خَطَأً وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَأً فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ إِلا أَنْ يَصَّدَّقُوا فَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ وَإِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ فَدِيَةٌ مُسَلَّمَةٌ إِلَى أَهْلِهِ وَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ تَوْبَةً مِنَ اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Wamaa kaana limu'minin an yaqtula mu'minan ilaa khathaan waman qatala mu'minan khathaan fatahriiru raqabatin mu'minatin wadiyatun musallamatun ila ahlihi ilaa an yash-shaddaquu fa-in kaana min qaumin 'aduu-win lakum wahuwa mu'minun fatahriiru raqabatin mu'minatin wa-in kaana min qaumin bainakum wabainahum miitsaaqun fadiyatun musallamatun ila ahlihi watahriiru raqabatin mu'minatin faman lam yajid fashiyaamu syahraini mutataabi'aini taubatan minallahi wakaanallahu 'aliiman hakiiman
093
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, Kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar bagi-nya." – (QS.4:93)
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Waman yaqtul mu'minan muta'ammidan fajazaa'uhu jahannamu khaalidan fiihaa waghadhiballahu 'alaihi wala'anahu waa'adda lahu 'adzaaban 'azhiiman
094
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah, dan janganlah kamu mengatakan, kepada orang yang mengucapkan 'salam', kepadamu: 'Kamu bukan seorang Mukmin', (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jualah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." – (QS.4:94)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى إِلَيْكُمُ السَّلامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوا إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu idzaa dharabtum fii sabiilillahi fatabai-yanuu walaa taquuluu liman alqa ilaikumussalaama lasta mu'minan tabtaghuuna 'aradhal hayaatiddunyaa fa'indallahi maghaanimu katsiiratun kadzalika kuntum min qablu famannallahu 'alaikum fatabai-yanuu innallaha kaana bimaa ta'maluuna khabiiran
095
"Tidaklah sama antara Mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang), yang tidak mempunyai uzur, dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya, atas orang-orang yang duduk (saja itu,) satu derajat. Kepada masing-masing mereka, Allah menjanjikan pahala yang baik (surga), dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad, atas orang yang duduk, dengan pahala yang besar," – (QS.4:95)
لا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Laa yastawiil qaa'iduuna minal mu'miniina ghairu uuliidh-dharari wal mujaahiduuna fii sabiilillahi biamwaalihim wa-anfusihim fadh-dhalallahul mujaahidiina biamwaalihim wa-anfusihim 'alal qaa'idiina darajatan wakulaa wa'adallahul husna wafadh-dhalallahul mujaahidiina 'alal qaa'idiina ajran 'azhiiman
096
"(yaitu) beberapa derajat dari-Nya, ampunan, serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:96)
دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Darajaatin minhu wamaghfiratan warahmatan wakaanallahu ghafuuran rahiiman
097
"Sesungguhnya, orang-orang yang diwafatkan malaikat, dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: 'Dalam keadaan bagaimana kamu ini'. Mereka menjawab: 'Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)'. Para malaikat berkata: 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu'. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali," – (QS.4:97)
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Innal-ladziina tawaffaahumul malaa-ikatu zhaalimii anfusihim qaaluuu fiima kuntum qaaluuu kunnaa mustadh'afiina fiil ardhi qaaluuu alam takun ardhullahi waasi'atan fatuhaajiruu fiihaa fa-uula-ika ma'waahum jahannamu wasaa-at mashiiran
098
"kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita, ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya, dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah)," – (QS.4:98)
إِلا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلا
Ilaal mustadh'afiina minarrijaali wannisaa-i wal wildaani laa yastathii'uuna hiilatan walaa yahtaduuna sabiilaa
099
"Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun." – (QS.4:99)
فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا
Fa-uula-ika 'asallahu an ya'fuwa 'anhum wakaanallahu 'afuu-wan ghafuuran
100
"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini, tempat hijrah yang luas, dan rejeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya, dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya, (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:100)
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الأرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Waman yuhaajir fii sabiilillahi yajid fiil ardhi muraaghaman katsiiran wasa'atan waman yakhruj min baitihi muhaajiran ilallahi warasuulihi tsumma yudrikhul mautu faqad waqa'a ajruhu 'alallahi wakaanallahu ghafuuran rahiiman
101
"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqasar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya, orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu." – (QS.4:101)
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا
Wa-idzaa dharabtum fiil ardhi falaisa 'alaikum junaahun an taqshuruu minash-shalaati in khiftum an yaftinakumul-ladziina kafaruu innal kaafiriina kaanuu lakum 'aduu-wan mubiinan
102
"Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu), lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka, berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu), sujud (telah menyempurnakan se-rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh), dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat, lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin, supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan, karena hujan, atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan, bagi orang-orang kafir itu." – (QS.4:102)
وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً وَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Wa-idzaa kunta fiihim faaqamta lahumush-shalaata faltaqum thaa-ifatun minhum ma'aka walya'khudzuu aslihatahum fa-idzaa sajaduu falyakuunuu min waraa-ikum walta'ti thaa-ifatun ukhra lam yushalluu falyushalluu ma'aka walya'khudzuu hidzrahum waaslihatahum waddal-ladziina kafaruu lau taghfuluuna 'an aslihatikum waamti'atikum fayamiiluuna 'alaikum mailatan waahidatan walaa junaaha 'alaikum in kaana bikum adzan min matharin au kuntum mardha an tadha'uu aslihatakum wakhudzuu hidzrakum innallaha a'adda lilkaafiriina 'adzaaban muhiinan
103
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa)." – (QS.4:103)
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Fa-idzaa qadhaitumush-shalaata faadzkuruullaha qiyaaman waqu'uudan wa'ala junuubikum fa-idzaaathma'nantum faaqiimuush-shalaata innash-shalaata kaanat 'alal mu'miniina kitaaban mauquutan
104
"Sesungguhnya, kewajiban yang ditentukan waktunya, atas orang-orang yang beriman. Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya, merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah, apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:104)
وَلا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Walaa tahinuu fiiibtighaa-il qaumi in takuunuu ta'lamuuna fa-innahum ya'lamuuna kamaa ta'lamuuna watarjuuna minallahi maa laa yarjuuna wakaanallahu 'aliiman hakiiman
105
"Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Kitab kepadamu, dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia, dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang hianat," – (QS.4:105)
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا
Innaa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi bimaa araakallahu walaa takul(n)-lilkhaa-iniina khashiiman
106
"dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:106)
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Waastaghfirillaha innallaha kaana ghafuuran rahiiman
107
"Dan janganlah kamu berdebat, (untuk membela) orang-orang yang menghianati dirinya. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berhianat, lagi bergelimang dosa," – (QS.4:107)
وَلا تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنْفُسَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا أَثِيمًا
Walaa tujaadil 'anil-ladziina yakhtaanuuna anfusahum innallaha laa yuhibbu man kaana khau-waanan atsiiman
108
"mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak (dapat) bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia, yang Allah tidak redhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya), terhadap apa yang mereka kerjakan." – (QS.4:108)
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا
Yastakhfuuna minannaasi walaa yastakhfuuna minallahi wahuwa ma'ahum idz yubai-yituuna maa laa yardha minal qauli wakaanallahu bimaa ya'maluuna muhiithan
109
"Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat, untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah, untuk (membela) mereka pada hari kiamat?. Atau siapakah yang jadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)?." – (QS.4:109)
هَا أَنْتُمْ هَؤُلاءِ جَادَلْتُمْ عَنْهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فَمَنْ يُجَادِلُ اللَّهَ عَنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْ مَنْ يَكُونُ عَلَيْهِمْ وَكِيلا
Haa antum ha'ulaa-i jaadaltum 'anhum fiil hayaatiddunyaa faman yujaadilullaha 'anhum yaumal qiyaamati am man yakuunu 'alaihim wakiilaa
110
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:110)
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
Waman ya'mal suu-an au yazhlim nafsahu tsumma yastaghfirillaha yajidillaha ghafuuran rahiiman
111
"Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya, ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:111)
وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Waman yaksib itsman fa-innamaa yaksibuhu 'ala nafsihi wakaanallahu 'aliiman hakiiman
112
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya, ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata." – (QS.4:112)
وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
Waman yaksib khathii-atan au itsman tsumma yarmi bihi barii-an faqadiihtamala buhtaanan waitsman mubiinan
113
"Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu." – (QS.4:113)
وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ لَهَمَّتْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلا أَنْسَهُمْ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِنْ شَيْءٍ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا
Walaulaa fadhlullahi 'alaika warahmatuhu lahammat thaa-ifatun minhum an yudhilluuka wamaa yudhilluuna ilaa anfusahum wamaa yadhurruunaka min syai-in wa-anzalallahu 'alaikal kitaaba wal hikmata wa'allamaka maa lam takun ta'lamu wakaana fadhlullahi 'alaika 'azhiiman
114
"Tidak ada kebaikan, pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang, yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian, karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." – (QS.4:114)
لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Laa khaira fii katsiirin min najwaahum ilaa man amara bishadaqatin au ma'ruufin au ishlaahin bainannaasi waman yaf'al dzalikaabtighaa-a mardhaatillahi fasaufa nu'tiihi ajran 'azhiiman
115
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul, sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan, yang bukan jalan orang-orang Mukmin, Kami biarkan ia leluasa, terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali." – (QS.4:115)
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Waman yusyaaqiqirrasuula min ba'di maa tabai-yana lahul huda wayattabi' ghaira sabiilil mu'miniina nuwallihi maa tawalla wanushlihi jahannama wasaa-at mashiiran
116
"Sesungguhnya, Allah tidak mengampuni dosa, mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya, ia telah tersesat sejauh-jauhnya." – (QS.4:116)
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
Innallaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru maa duuna dzalika liman yasyaa-u waman yusyrik billahi faqad dhalla dhalaalan ba'iidan
117
"Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu), mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka," – (QS.4:117)
إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلا شَيْطَانًا مَرِيدًا
In yad'uuna min duunihi ilaa inaatsan wa-in yad'uuna ilaa syaithaanan mariidan
118
"yang dilaknati Allah, dan syaitan itu mengatakan: 'Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau, bagian yang sudah ditentukan (untuk saya)," – (QS.4:118)
لَعَنَهُ اللَّهُ وَقَالَ لأتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا
La'anahullahu waqaala attakhidzanna min 'ibaadika nashiiban mafruudhan
119
"dan aku (syaitan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya'. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya, ia menderita kerugian yang nyata." – (QS.4:119)
وَلأضِلَّنَّهُمْ وَلأمَنِّيَنَّهُمْ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الأنْعَامِ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا
Wal-adhillannahum wal-amanniyannahum walaamurannahum falayubattikunna aadzaanal an'aami walaamurannahum falayughai-yirunna khalqallahi waman yattakhidzisy-syaithaana walii-yan min duunillahi faqad khasira khusraanan mubiinan
120
"Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka, selain daripada tipuan belaka." – (QS.4:120)
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا
Ya'iduhum wayumanniihim wamaa ya'iduhumusy-syaithaanu ilaa ghuruuran
121
"Mereka itu tempatnya Jahanam, dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari-nya." – (QS.4:121)
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَلا يَجِدُونَ عَنْهَا مَحِيصًا
Uula-ika ma'waahum jahannamu walaa yajiduuna 'anhaa mahiishan
122
"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan shaleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari Allah." – (QS.4:122)
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلا
Waal-ladziina aamanuu wa'amiluush-shaalihaati sanudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa abadan wa'dallahi haqqan waman ashdaqu minallahi qiilaa
123
"(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong, dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, dan ia tidak mendapat pelindung, dan tidak (pula) penolong baginya selain daripada Allah." – (QS.4:123)
لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
Laisa biamaanii-yikum walaa amaanii-yi ahlil kitaabi man ya'mal suu-an yujza bihi walaa yajid lahu min duunillahi walii-yan walaa nashiiran
124
"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga, dan mereka tidak dianiaya, walau sedikitpun." – (QS.4:124)
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
Waman ya'mal minash-shaalihaati min dzakarin au untsa wahuwa mu'minun fa-uula-ika yadkhuluunal jannata walaa yuzhlamuuna naqiiran
125
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya, daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya." – (QS.4:125)
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلا
Waman ahsanu diinan mimman aslama wajhahu lillahi wahuwa muhsinun waattaba'a millata ibraahiima haniifan wa-attakhadzallahu ibraahiima khaliilaa
126
"Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit, dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu." – (QS.4:126)
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا
Walillahi maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi wakaanallahu bikulli syai-in muhiithan
127
"Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita. Katakanlah: 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Qur'an, (juga memfatwakan) tentang para wanita yatim, yang kamu tidak memberikan kepada mereka, apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka, dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya, Allah adalah Maha Mengetahuinya'." – (QS.4:127)
وَيَسْتَفْتُونَكَ فِي النِّسَاءِ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِيهِنَّ وَمَا يُتْلَى عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ فِي يَتَامَى النِّسَاءِ اللاتِي لا تُؤْتُونَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرْغَبُونَ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْوِلْدَانِ وَأَنْ تَقُومُوا لِلْيَتَامَى بِالْقِسْطِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِهِ عَلِيمًا
Wayastaftuunaka fiinnisaa-i qulillahu yuftiikum fiihinna wamaa yutla 'alaikum fiil kitaabi fii yataamannisaa-ilaatii laa tu'tuunahunna maa kutiba lahunna watarghabuuna an tankihuuhunna wal mustadh'afiina minal wildaani wa-an taquumuu lilyataama bil qisthi wamaa taf'aluu min khairin fa-innallaha kaana bihi 'aliiman
128
"Dan jika seorang wanita kuatir akan nusyuz, atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya, mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka), walaupun manusia itu menurut tabiatnya, kikir. Dan jika kamu bergaul dengan istrimu, secara baik, dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), maka sesungguhnya, Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." – (QS.4:128)
وَإِنِ امْرَأَةٌ خَافَتْ مِنْ بَعْلِهَا نُشُوزًا أَوْ إِعْرَاضًا فَلا جُنَاحَ عَيْهِمَا أَنْ يُصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًا وَالصُّلْحُ خَيْرٌ وَأُحْضِرَتِ الأنْفُسُ الشُّحَّ وَإِنْ تُحْسِنُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wa-iniimraatun khaafat min ba'lihaa nusyuuzan au i'raadhan falaa junaaha 'alaihimaa an yushlihaa bainahumaa shulhan wash-shulhu khairun wauhdhiratil anfususyyuhha wa-in tuhsinuu watattaquu fa-innallaha kaana bimaa ta'maluuna khabiiran
129
"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil, di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan, dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.4:129)
وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
Walan tastathii'uu an ta'diluu bainannisaa-i walau harashtum falaa tamiiluu kullal maili fatadzaruuhaa kal mu'allaqati wa-in tushlihuu watattaquu fa-innallaha kaana ghafuuran rahiiman
130
"Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing, dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya), lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:130)
وَإِنْ يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلا مِنْ سَعَتِهِ وَكَانَ اللَّهُ وَاسِعًا حَكِيمًا
Wa-in yatafarraqaa yughnillahu kulaa min sa'atihi wakaanallahu waasi'an hakiiman
131
"Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan, kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan (juga) kepada kamu: 'bertaqwalah kepada Allah'. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi, hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya, lagi Maha Terpuji." – (QS.4:131)
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا
Walillahi maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi walaqad wash-shainaal-ladziina uutuul kitaaba min qablikum waii-yaakum aniittaquullaha wa-in takfuruu fa-inna lillahi maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi wakaanallahu ghanii-yan hamiidan
132
"Dan kepunyaan Allah-lah, apa yang di langit dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara." – (QS.4:132)
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا
Walillahi maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi wakafa billahi wakiilaa
133
"Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu, wahai manusia, dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai penggantimu). Dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat demikian." – (QS.4:133)
إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِآخَرِينَ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى ذَلِكَ قَدِيرًا
In yasya' yudzhibkum ai-yuhaannaasu waya'ti biaakhariina wakaanallahu 'ala dzalika qadiiran
134
"Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja, (maka ia merugi), karena disisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat." – (QS.4:134)
مَنْ كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللَّهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Man kaana yuriidu tsawaabaddunyaa fa'indallahi tsawaabuddunyaa wal-aakhirati wakaanallahu samii'an bashiiran
135
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikkan (kata-kata), atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya, Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan." – (QS.4:135)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu kuunuu qau-waamiina bil qisthi syuhadaa-a lillahi walau 'ala anfusikum awil waalidaini wal aqrabiina in yakun ghanii-yan au faqiiran fallahu aula bihimaa falaa tattabi'uul hawa an ta'diluu wa-in talwuu au tu'ridhuu fa-innallaha kaana bimaa ta'maluuna khabiiran
136
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya, orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." – (QS.4:136)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu aaminuu billahi warasuulihi wal kitaabil-ladzii nazzala 'ala rasuulihi wal kitaabil-ladzii anzala min qablu waman yakfur billahi wamalaa-ikatihi wakutubihi warusulihi wal yaumi-aakhiri faqad dhalla dhalaalan ba'iidan
137
"Sesungguhnya, orang-orang yang beriman, kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus." – (QS.4:137)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلا
Innal-ladziina aamanuu tsumma kafaruu tsumma aamanuu tsumma kafaruu tsummaazdaaduu kufran lam yakunillahu liyaghfira lahum walaa liyahdiyahum sabiilaa
138
"Khabarkanlah kepada orang-orang munafik, bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih." – (QS.4:138)
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Basy-syiril munaafiqiina bianna lahum 'adzaaban aliiman
139
"(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir, menjadi teman-teman penolong, dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu?. Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah." – (QS.4:139)
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
Al-ladziina yattakhidzuunal kaafiriina auliyaa-a min duunil mu'miniina ayabtaghuuna 'indahumul 'izzata fa-innal 'izzata lillahi jamii'an
140
"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Qur'an, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari, dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya, (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya, Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam," – (QS.4:140)
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
Waqad nazzala 'alaikum fiil kitaabi an idzaa sami'tum aayaatillahi yukfaru bihaa wayustahzau bihaa falaa taq'uduu ma'ahum hatta yakhuudhuu fii hadiitsin ghairihi innakum idzan mitsluhum innallaha jaami'ul munaafiqiina wal kaafiriina fii jahannama jamii'an
141
"(yaitu) orang-orang yang menunggu (peristiwa), yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang Mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah, mereka berkata: 'Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?'. Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan), mereka berkata: 'Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?'. Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan), mereka berkata: 'Bukankah kami turut memenangkan kamu, dan membela kamu dari orang-orang Mukmin?'. Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari (Kiamat), dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir, untuk memusnahkan orang-orang yang beriman." – (QS.4:141)
الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِنَ اللَّهِ قَالُوا أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ وَإِنْ كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُوا أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلا
Al-ladziina yatarabbashuuna bikum fa-in kaana lakum fathun minallahi qaaluuu alam nakun ma'akum wa-in kaana lilkaafiriina nashiibun qaaluuu alam nastahwidz 'alaikum wanamna'kum minal mu'miniina fallahu yahkumu bainakum yaumal qiyaamati walan yaj'alallahu lilkaafiriina 'alal mu'miniina sabiilaa
142
"Sesungguhnya, orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah, kecuali sedikit sekali." – (QS.4:142)
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا
Innal munaafiqiina yukhaadi'uunallaha wahuwa khaadi'uhum wa-idzaa qaamuu ilash-shalaati qaamuu kusaala yuraa-uunannaasa walaa yadzkuruunallaha ilaa qaliilaa
143
"Mereka dalam keadaan ragu-ragu, antara yang demikian (iman dan kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman), dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan, (untuk memberi petunjuk) bagi-nya." – (QS.4:143)
مُذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لا إِلَى هَؤُلاءِ وَلا إِلَى هَؤُلاءِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ سَبِيلا
Mudzabdzabiina baina dzalika laa ila ha'ulaa-i walaa ila ha'ulaa-i waman yudhlilillahu falan tajida lahu sabiilaa
144
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali, dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah, (untuk menyiksamu)." – (QS.4:144)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَنْ تَجْعَلُوا لِلَّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا مُبِينًا
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu laa tattakhidzuul kaafiriina auliyaa-a min duunil mu'miniina aturiiduuna an taj'aluu lillahi 'alaikum sulthaanan mubiinan
145
"Sesungguhnya, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan, yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun, bagi mereka." – (QS.4:145)
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Innal munaafiqiina fiiddarkil asfali minannaari walan tajida lahum nashiiran
146
"Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan, dan berpegang teguh pada (agama) Allah, dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka, karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman, dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman, pahala yang besar." – (QS.4:146)
إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Ilaal-ladziina taabuu waashlahuu waa'tashamuu billahi waakhlashuu diinahum lillahi fa-uula-ika ma'al mu'miniina wasaufa yu'tillahul mu'miniina ajran 'azhiiman
147
"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui." – (QS.4:147)
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
Maa yaf'alullahu bi'adzaabikum in syakartum waaamantum wakaanallahu syaakiran 'aliiman
148
"Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus-terang, kecuali oleh orang yang dianiaya (terpaksa). Allah adalah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui." – (QS.4:148)
لا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلا مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
Laa yuhibbullahul jahra bissuu-i minal qauli ilaa man zhulima wakaanallahu samii'an 'aliiman
149
"Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan, atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), sesungguhnya, Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Kuasa." – (QS.4:149)
إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
In tubduu khairan au tukhfuuhu au ta'fuu 'an suu-in fa-innallaha kaana 'afuu-wan qadiiran
150
"Sesungguhnya, orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: 'Kami beriman kepada yang sebagian, dan kafir terhadap sebagian (yang lain)', serta bermaksud (dengan perkataan itu), mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)," – (QS.4:150)
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا
Innal-ladziina yakfuruuna billahi warusulihi wayuriiduuna an yufarriquu bainallahi warusulihi wayaquuluuna nu'minu biba'dhin wanakfuru biba'dhin wayuriiduuna an yattakhidzuu baina dzalika sabiilaa
151
"merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu, siksaan yang menghinakan." – (QS.4:151)
أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Uula-ika humul kaafiruuna haqqan waa'tadnaa lilkaafiriina 'adzaaban muhiinan
152
"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya dan tidak membedakan seorangpun di antara mereka (para Rasul-Nya itu), kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." – (QS.4:152)
وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ أُولَئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Waal-ladziina aamanuu billahi warusulihi walam yufarriquu baina ahadin minhum uula-ika saufa yu'tiihim ujuurahum wakaanallahu ghafuuran rahiiman
153
"Ahli Kitab meminta kepadamu, agar kamu menurunkan kepada mereka, sebuah kitab dari langit. Maka sesungguhnya, mereka telah meminta kepada Musa, yang lebih besar dari itu, mereka berkata: 'Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata'. Maka mereka disambar petir, karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka, bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa, keterangan yang nyata." – (QS.4:153)
يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ بِظُلْمِهِمْ ثُمَّ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ فَعَفَوْنَا عَنْ ذَلِكَ وَآتَيْنَا مُوسَى سُلْطَانًا مُبِينًا
Yasaluka ahlul kitaabi an tunazzila 'alaihim kitaaban minassamaa-i faqad saaluu muusa akbara min dzalika faqaaluuu arinaallaha jahratan faakhadzathumush-shaa'iqatu bizhulmihim tsumma-attakhadzuul 'ijla min ba'di maa jaa-athumul bai-yinaatu fa'afaunaa 'an dzalika waaatainaa muusa sulthaanan mubiinan
154
"Dan telah kami angkat ke atas (kepala) mereka, bukit Thursina, untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka: 'Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud', dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: 'Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu', dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh." – (QS.4:154)
وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
Warafa'naa fauqahumuth-thuura bimiitsaaqihim waqulnaa lahumuudkhuluul baaba sujjadan waqulnaa lahum laa ta'duu fiissabti waakhadznaa minhum miitsaaqan ghaliizhan
155
"Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah, dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar, dan mengatakan: 'Hati kami tertutup'. Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka, karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman, kecuali sebagian kecil dari mereka." – (QS.4:155)
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا
Fabimaa naqdhihim miitsaaqahum wakufrihim biaayaatillahi waqatlihimul anbiyaa-a bighairi haqqin waqaulihim quluubunaa ghulfun bal thaba'allahu 'alaihaa bikufrihim falaa yu'minuuna ilaa qaliilaa
156
"Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam, dengan kedustaan besar (zina)," – (QS.4:156)
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
Wabikufrihim waqaulihim 'ala maryama buhtaanan 'azhiiman
157
"dan karena ucapan mereka: 'Sesungguhnya, kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah', padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." – (QS.4:157)
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
Waqaulihim innaa qatalnaal masiiha 'iisaabna maryama rasuulallahi wamaa qataluuhu wamaa shalabuuhu walakin syubbiha lahum wa-innal-ladziina-akhtalafuu fiihi lafii syakkin minhu maa lahum bihi min 'ilmin ilaaattibaa'azh-zhanni wamaa qataluuhu yaqiinan
158
"Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:158)
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Bal rafa'ahullahu ilaihi wakaanallahu 'aziizan hakiiman
159
"Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka." – (QS.4:159)
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
Wa-in min ahlil kitaabi ilaa layu'minanna bihi qabla mautihi wayaumal qiyaamati yakuunu 'alaihim syahiidan
160
"Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah," – (QS.4:160)
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا
Fabizhulmin minal-ladziina haaduu harramnaa 'alaihim thai-yibaatin uhillat lahum wabishaddihim 'an sabiilillahi katsiiran
161
"dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya, mereka telah melarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang, dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan, untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu, siksa yang pedih." – (QS.4:161)
وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Waakhdzihimurribaa waqad nuhuu 'anhu waaklihim amwaalannaasi bil baathili waa'tadnaa lilkaafiriina minhum 'adzaaban aliiman
162
"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka (kaum Yahudi) dan orang-orang Mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al-Qur'an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu, dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar." – (QS.4:162)
لَكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلاةَ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أُولَئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
Lakinirraasikhuuna fiil 'ilmi minhum wal mu'minuuna yu'minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika wal muqiimiinash-shalaata wal mu'tuunazzakaata wal mu'minuuna billahi wal yaumi-aakhiri uula-ika sanu'tiihim ajran 'azhiiman
163
"Sesungguhnya, Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." – (QS.4:163)
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا
Innaa auhainaa ilaika kamaa auhainaa ila nuuhin wannabii-yiina min ba'dihi wa-auhainaa ila ibraahiima waismaa'iila waishaaqa waya'quuba wal asbaathi wa'iisa wa-ai-yuuba wayuunusa wahaaruuna wasulaimaana waaatainaa daawuda zabuuran
164
"Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul, yang sungguh Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan, tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." – (QS.4:164)
وَرُسُلا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Warusulaa qad qashashnaahum 'alaika min qablu warusulaa lam naqshushhum 'alaika wakallamallahu muusa takliiman
165
"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar supaya tidak alasan bagi manusia, (untuk) membantah Allah. sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:165)
رُسُلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Rusulaa mubasy-syiriina wamundziriina li-alaa yakuuna li-nnaasi 'alallahi hujjatun ba'darrusuli wakaanallahu 'aziizan hakiiman
166
"(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al-Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakui-nya." – (QS.4:166)
لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلائِكَةُ يَشْهَدُونَ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
Lakinillahu yasyhadu bimaa anzala ilaika anzalahu bi'ilmihi wal malaa-ikatu yasyhaduuna wakafa billahi syahiidan
167
"Sesungguhnya, orang-orang yang kafir, dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya." – (QS.4:167)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا ضَلالا بَعِيدًا
Innal-ladziina kafaruu washadduu 'an sabiilillahi qad dhalluu dhalaalan ba'iidan
168
"Sesungguhnya, orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka, dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka," – (QS.4:168)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا
Innal-ladziina kafaruu wazhalamuu lam yakunillahu liyaghfira lahum walaa liyahdiyahum thariiqan
169
"kecuali jalan ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian adalah mudah bagi Allah." – (QS.4:169)
إِلا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
Ilaa thariiqa jahannama khaalidiina fiihaa abadan wakaana dzalika 'alallahi yasiiran
170
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu, dengan (membawa) kebenaran dari Rabb-mu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun), karena sesungguhnya, apa di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.4:170)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Yaa ai-yuhaannaasu qad jaa-akumurrasuulu bil haqqi min rabbikum faaaminuu khairan lakum wa-in takfuruu fa-inna lillahi maa fiis-samaawaati wal ardhi wakaanallahu 'aliiman hakiiman
171
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya, Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: '(Ilah itu) tiga', berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya, Allah Ilah Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara." – (QS.4:171)
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلا تَقُولُوا ثَلاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا
Yaa ahlal kitaabi laa taghluu fii diinikum walaa taquuluu 'alallahi ilaal haqqa innamaal masiihu 'iisaabnu maryama rasuulullahi wakalimatuhu alqaahaa ila maryama waruuhun minhu faaaminuu billahi warusulihi walaa taquuluu tsalaatsatun antahuu khairan lakum innamaallahu ilahun waahidun subhaanahu an yakuuna lahu waladun lahu maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi wakafa billahi wakiilaa
172
"Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat, yang terdekat (kepada Allah). Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya." – (QS.4:172)
لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلا الْمَلائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا
Lan yastankifal masiihu an yakuuna 'abdal(n)-lillahi walaal malaa-ikatul muqarrabuuna waman yastankif 'an 'ibaadatihi wayastakbir fasayahsyuruhum ilaihi jamii'an
173
"Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal shaleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka, dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka, dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah." – (QS.4:173)
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنْكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
Faammaal-ladziina aamanuu wa'amiluush-shaalihaati fayuwaffiihim ujuurahum wayaziiduhum min fadhlihi waammaal-ladziina-astankafuu waastakbaruu fayu'adz-dzibuhum 'adzaaban aliiman walaa yajiduuna lahum min duunillahi walii-yan walaa nashiiran
174
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu, bukti kebenaran dari Rabb-mu, (Muhammad dengan mu'jizatnya), dan telah kami turunkan kepadamu, cahaya yang terang-benderang (Al-Qur'an)." – (QS.4:174)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا
Yaa ai-yuhaannaasu qad jaa-akum burhaanun min rabbikum wa-anzalnaa ilaikum nuuran mubiinan
175
"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah, dan berpegang teguh kepada (agama-)Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka, ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga), dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus, (untuk sampai) kepada-Nya." – (QS.4:175)
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
Faammaal-ladziina aamanuu billahi waa'tashamuu bihi fasayudkhiluhum fii rahmatin minhu wafadhlin wayahdiihim ilaihi shiraathan mustaqiiman
176
"Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: 'Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah, (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak, dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu, seper-dua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai, (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua-per-tiga dari harta, yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki, sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." – (QS.4:176)
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلالَةِ إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ وَهُوَ يَرِثُهَا إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهَا وَلَدٌ فَإِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ وَإِنْ كَانُوا إِخْوَةً رِجَالا وَنِسَاءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأنْثَيَيْنِ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ أَنْ تَضِلُّوا وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Yastaftuunaka qulillahu yuftiikum fiil kalaalati iniimru'un halaka laisa lahu waladun walahu ukhtun falahaa nishfu maa taraka wahuwa yaritsuhaa in lam yakun lahaa waladun fa-in kaanataaatsnataini falahumaats-tsulutsaani mimmaa taraka wa-in kaanuu ikhwatan rijaaalan wanisaa-an fali-dzdzakari mitslu hazh-zhil antsayaini yubai-yinullahu lakum an tadhilluu wallahu bikulli syai-in 'aliimun

Get free daily email updates!

Follow us!



Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

0   komentar

Cancel Reply

Led


copas gif

loading

SOCIAL NETWORK

email  
   
 
google plusGoogle+
 
  youtube 
 
andyrra.com

VISITOR FROM

andyrra.com

RECENT POST



>

Enter your email address:



what is my ip address?