6 Nov 2013

Kerusuhan Mei 1998 Di Palembang

Masih terngiyang di ingatan ku, Bertapa hancurnya negara ini. Dimana terjadi kerusuhan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dimana pada waktu itu memang Ekonomi negara lagi carut marut. Harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi. Dengan demikian para Mahasiswa berbaur dengan masyarakat menuntut di turunkannya harga kebutuhan bahan pokok terutama BBM. Makanya sekarang saya berfikir.. Cobalah Para Buruh, yang sekarang jangan gencar gentar berdemo untuk menuntut kenaikan upah saja, akan tetapi menuntut supaya BBM dan harga kebutuhan bahan pokok juga diturunkan, pasti masyarakat juga akan ikut turun kejalan untuk ikut ber demo lagi.. he he he.
Tengoklah kembali ke tahun 1998 maka anda akan berpikir berapa banyak manusia Indonesia yang masih berpikir tentang besarnya pengorbanan bangsa dan negara. Bayangkan saja ibu kota negara hancur lebur karena kerusuhan terbesar abad 20 yang diduga telah dirancang sebelumnya, dilanjutkan dengan pertempuran yang terjadi adalah antara mahasiswa tambah sebagian warga negara melawan tentara tambah polisi huru hara dan Brimob tambah Pamswakarsa ciptaan Wiranto. Lalu siapa yang masih memikirkan korban pasca semua itu?




Kondisi Mei 1998 di Jalan Masjid Lama artikel Sripo

Kami tidak ingin menjadi pahlawan kesiangan tapi kami ingin mereka yang gugur karena peristiwa itu menjadi Pahlawan. Tidak pandang mereka mahasiswa, bukan mahasiswa, pribumi bukan pribumi, anak pejabat atau anak jalanan. Kematian mereka menjadi duka negara ini (seharusnya) dan kami di sini untuk selalu mengingatkan bahwa darah yang tertetes tidak dapat terlupakan. Kehadiran kami untuk mendidik generasi mendatang supaya sejarah kelam tidak berulang dan tidak melupakan Pahlawan mereka yang sesungguhnya.
Bagi kami kenangan 1998 adalah mimpi buruk yang terlalu sering kami impikan. Ingatan tersebut menembus pikiran kami setiap hari seperti kejadian kemarin sore. Apalagi keluarga korban?

Pada hari itu kerusuhan yang melanda hampir di seluruh negeri ini merupakan cerita yang sudah memasuki umur 15 tahun, saat ini saya akan mencoba flash back untuk kejadian yang ada di Palembang pada saat itu dengan di ceritakan dengan gaya saya he he he  :

Senin, 11 Mei 1998
- Semua Senat yang ada di setiap Universitas pada saat itu mendapat undangan untuk melakukan demo ke kantor DPRD Tk 1, kalau tidak salah pada siang harinya di adakan rapat koordinasi di Unsri Bukit (karena saat rapat tidak ikut).
- Banyak perwakilan dari mahasisiwa yang datang baik dari Unsri Indralaya, Poltek Unsri, PAP, Univ Muhammadiya, Univ IBA, STIE Musi, Unpal, Unanti, STMIK Bidar dan berapa universitas dan lembaga pendidikan lainnya. (Maaf kalau tidak di sebut satu persatu)
- Adapun point yang di bahas yaitu mengenai perbaikan ekonomi, pencabutan dwi fungsi ABRI, dan beberapa topic lainnya

Selasa, 12 Mei 1998


 
di Jalan Letkol Iskandar di samping IP artikel Sripo

- Pada pagi hari +/- 8 Wib mahasiswa sudah bersiap di masing kampus dengan menggunakan jaket almamater yang seluruhnya di koordinir oleh koordinator masing-masing.
- Persiapan lainnya juga di bawa seperti spanduk, karton yang di tulisi dan lainnya semuanya berangkat dengan menggunakan kendaraan bermotor tetapi ada juga yang berangkat ke kantor DPRDPropinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan bus kota dan truk.
- Sampai di sana mahasiswa langsung melakukan orasi tetapi tidak satupun dari pimpinan yang ada di DPRD yang menenmui pengunjuk rasa dan pada saat itu masyarakat ramai ikut menyaksikan unjuk rasa tersebut dan makin lama makin banyak masyarakat yang berkumpul.
- Sudah lama berorasi dan tidak ada tanggapan dari pihak DPRD terutama pimpinan maka terpancinglah emosi dari massa maka tidak tau dari mana asalnya batu pun deras menghantam pintu depan DPRD tersebut dan langsung pecah.
- Dan tidak di situ saja dengan kekecewaan makan masa pulang kebanyakan berjalan kaki dengan kelompok tadi terbagi 2 kelompok 1 dari gedung DPRD ke Jl Kapt A Rivai dan kelompok 2 menuju Jl. Radial dan massa yang tadi nya ikut melihat sekarang juga bergerak menjadi barisan di belakang mahasiswa tadi seharusnya saya ikut di kelompok 1 karena kampus kami di arah sana tetapi karena rumah masih di Plaju maka saya ikut kelompok 2 yang mana banyak anak-anak dari UMP yang pulang satu arah.



Salah satu Mahasiswa terkapar setelah terjadi bentrok dengan petugas di Jalan Jend Sudirman depan IP

- Tapi siapa sangka ternyata dengan panjangnya barisan ini banyak kejadian yang terjadi batu, kayu banyak yang berterbangan sehingga ruko, kantor dan tempat lainnya yang jadi korban seperti di kelompok 1 Kantor BCA Kapten A rivai kaca depanya banyak yang pecah memecah dan di sepanjang Jl Radial Sohwroom mobil, Ruko menjadi korbannya bahkan SPBU yang ada di tersebut hamper di bakar massa tetapi dapat di cegah dan berbelok ke Jl Letkol Iskandar, kantor Tour & Travel, Restourant Sari Kuring, dan Rosarum Cindo juga Menjadi korban dan beberapa ruko lainnya juga rusak berat. Melihat kejadian itu aparat tidak tinggal diam dengan menurunkan Pasukan anti Huru Haranya langsung memblokade tepat di simpang 4 IP(International Plaza), saat itu keaadaan mulai mencekan massa banyak melakukan pelemparan batu dan kayu ke aparat, di belakan kawat berdurinya PHH membalas dengan gas air mata dengan tujuan untuk menenangkan masa justru makin kisruh, massa yang sudah tercampur baur bergerak ingin menghancurkan Texas Fried Chiken (Yang berbau AS) tetapi langsung di halangi oleh aparat.
- Disini yang saya perhatikan bukan mahasiswa lagi yang berbuat justru masyarakat dengan brutalnya melakukan apa yang mereka inginkan, pada saat itu banyak kejadian kerjar-kejaran yang terjadi dan banyak mahasiswa yang kena pukul baik pakai alat maupun tangan kosong dan setelah itu mereka di bawa ke POLTABES di Jl Letkol Iskandar untuk di data.
- Cerita dari teman-teman yang tertangkap banyak di Tanya macam-macam dan akhirnya +/- 8-10 malam meraka di lepaskan dengan di antar truck TNI ke kampus masing-masing.
- Transportasi lumpuh dan keadaan mulai hening, di sekitar masyarakan banyak yang bercerita bahwa kerusuhan yang lebih besar akan meletus kembali, tidak tau benar atau salah karena tidak bisa di tebak .

Rabu, 13 Mei 1998

- Sejak kejadian pada 12 Mei mahasiswa banyak menarik diri sambil menunggu berita yang terjadi di Jakarta karena kisruhnya tidak hanya di Jakarta saja tetapi di beberapa kota lainnya.
- Banyak terlihat di ruko-ruko sejadah dan tulisan Muslim Pribumi, Muslim, dan lain-lain sebagainya.
- Sore harinya di dapatkan informasi kalau mahasiswa trisakti mati seperti Elang Mulya dkk tertembak, banyak para akativis mulai mengatur rencana untuk kesokan harinya .

Kamis, 14 Mei 1998


Salah satu pelaku pelemparan ruko di Jalan Letkol Iskandar di amankan petugas artikel Sripo

- Kabar ini tidak hanya masuk di kampus kami tetapi telah menjadi berita umum sehingga pada pagi harinya sudah banyak mahasiswa yang berkumpul dan melakukan longmarch menuntut keadilan atas kematian rekan mereka.
- Longmarch masyarakat juga ikut mengiring dan menjadi massa di mana di iringi tuntutan mahasiswa untuk mengusut tuntas kasus penembakan setelah tapi lama kelamaan masyarakat menjadi semakin brutal razia atas etnis cina semakin menjadi razia di lakukan di mana-mana.
- Di berbagai titik di Palembang menjadi rusuh penjarahan dan penganiayaan tidak terelakan lagi baik di Plaju, Kertapati, Pal 5, Lemabang dan beberapa tempat lainnya, titik api berkobar di mana-mana karena terlihat asap hitam yang membumbung tinggi.
- Saya pulang dari pasar karena lumayan jauh dari Univ IBA ke Univ UMP, dengan berjalan kaki karena tidak ada angkot lagi pada saat melintas di Jl Veteran di situ sudah terlihat ada mobil terbakar dan beberapa ruko yang sudah di jebol oleh massa.
- Pada saat melintas di daerah Jl Kol Atmo kesunian mencekam hanya melihat orang-orang yang berlari sambil membawa barang jarahannya.
- Setelah di masjid Lama ternyata ruko yang di tengkuruk sebelah jembatan Ampera api sudah berkobar dan banyak masyarakat yang melakukan penjarahan banyak barang yang di jarah seperti alat electronic, makanan dll dan pagar sebelah kiri roboh tidak tau siapa yang merobohkannya, banyak masyarakat yang di angkut menggunakan kendaraan tentara karena tidak ada yang angkot yang jalan.
- Dan lebih tragisnya yang Saya lihat sendiri pada saat di turunan jembatan Ampera (Pangkal Jembatan) yang ke arah Plaju/Kertapati di lakukan razia oleh orang-orang dengan memasang batu besar (Bekas marka Jalan dan Pot Bunga) mereka membuka kaca mobil satu persatu jika di anggap etnis maka mobil tersebut akan di lempari dan orangnya di pukuli begitu juga bagi yang bermotor yang menggunakan helm Full Face jika mukanya seperti etnis makan mukanya di hantam dengan batu banyak yang jadi korban dan ada juga yang salah salah seperti orang Komering, Lahat atau Pagaralam karena melihat mukanya seperti etnis cina.
- Tidak Jauh dari situ ada Supermarket Ampera (Sekarang jadi Universitas Kader Bangsa)massa banyak yang melakukan penjarahan seperti ada yang mengambil baju, spring bed, makanan, mainan dan lain sebagainnya dan malahan ada yang berusaha membawa brankas, memang suasana saat itu sangat mencekam.
- Begitu juga di simpang 4 Masjid Muhajirin di sebelah depan ada showroom motor (Sekarang kantor partai) dan banyak motor yang di jarah oleh massa. Tragis memang
- Pada saat sampai di depan kampus UMP maka terlihat bekas kendaraan yang telah terbakar dan ban yang masih menyala.
- Pada malam itu Gubernur Sumatera Selatan pada saat itu H Ramli Hasan Basri dengan nada sedih mengimbau bahwa masyarakat untuk pulang kerumah dan tidak melakukan penjarahan, malam itu di lakukan mirip seperti jam malam aparat dari PHH melakukan razia di setiap jalan utama dengan menggunakan kendaraan roda dua dan panser.
- Di masyarakat muncul isyu dari orang yang tidak bertanggung jawab dan bahwa akan ada orang yang tidak di kenal akan melakukan penculikan dan penyerangan kekampung kami sehingga kebanyakan dari warga kami di lingkukan kami melakukan jaga malam untuk mengantisipasi situasi tersebut.

Jumat, 15 Mei 1998

Jalan Jendral Sudirman di penuhi massa pada jam 13:00 artikel Sripo

- Sejak kerusuhan kemaren banyak orang tidak melakukan aktivitas seperti biasa karena takut kena imbas dari kerusuhan tersebut pada saat pada saat itu saya mau kekampus tetapi tidak bisa berangkat ke kampus dan tertahan di seputar air mancur saya lihat sekitar sepi dan terlihat bebrapa aparat yang berjaga-jaga.
- Dengan kondisi seperti itu saya memutsukan untuk sholat Jumat di Masjid Agung di mana yang jadi Khotib pada saat itu walikota Palembang Bpk H Husni yang di dalam khotbanya agar dapat menahan emosi dan menjaga kondisi kemanan lingkungannya.
- Selesai sholat jumat orang-orang mulai mengarah ke Jl Jend Sudirman tidak tahu siapa yang memulai kerusuhan seperti kemaren meletus kembali banyak ruko yang di bakar sepanjang Jl Jend Sudirman sampai dengan Simpang 4 IP, mobil 2 buah yang di bakar, hotel Sintera di bakar dan beberapa ruko lainnya di makan api termasuk ruko di belakan Martabak HAR, masa banyak menjarah studio foto, baju, alat olah raga, alat musik, alat-alat elektronik dll (Karena ruko disana memang di dominasi oleh barang-barang tersebut). Alat alat pertanian dan mesin-mesin diesel karena di sebelah kiri banyak yang bejualan alat-alat seperti itu dan sampai saat ini ruko sisa terbakar tidak di gunakan kembali.
- Tak lama kemudian aparat (PHH & Brimob) datang dengan pasukan yang penuh dan di bantu oleh PM yang bermarkas di JL Merdeka, banyak para penjarah yang di bawa ke Kantor PM dengan barang bukti yang di bawa ada kipas angina, kamera, baju dll.

Pelemparan Bank Tamara di Jalan Letkol Iskandar artikel Sripo

- Massa memang tidak terkendali yang juga memancing kemarahan dari aparat di mana banyak juga massa yang merasakan kerasnya “Stik” aparat sehingga yang saya lihat ada yang kepalanya bocor, kuping berdarah, gigi yang patah dll, dan ada juga yang saya lihat orang yang sudah masuk ke dalam parit terus di pukuli oleh aparat.
- Penjarahan ini terjadi sampai pukul 6 sore karena massa yang tidak terbendung maka lalu lintas banyak yang di alihkan ke arah Musi II bagi yang pulang ke Plaju atau Kertapati.
- Yang uniknya tempat makan Martabak HAR tidak tutup sama sekali malahan banyak penjara yang makan dan itupun gratis, sepertinya tidak perduli walaupun di belakang rukonya sedang terbakar dan di depan nya massa sedang banyak.


Sabtu , 16 Mei 1998

- Blokade di atas jembatan Ampera di lakukan ada 3 lapiasan yang harus di tembus dengan memperlihatkan KTP jika tidak berkepentingan kita di perintahkan balik begitu juga saat saya mau ke Kampus malah di suruh balik.
- Suasana kota saat itu sangat lengang banyak yang menggunakan trasportasi sungai “ketek” untuk menyebrang itupun setelah sampai di seberang harus berjalan lagi.


Minggu – Rabu , 17 – 20 Mei 1998


"Gerakan mahasisiwa semakin menjadi dan di Jakarta semakin menghangat sampai Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR."



Kamis , 21 Mei 1998

- Presiden ke II Bpk HM. Suharto meletakan jabatannya dan digantikan dengan Bpk B.J Habibie.

Tidak tahu akhir dari pergantian rezim apakah kemunduran atau kemajuan tetapi banyak yang terjadi si Palembang sejak kerusuhan tersebut :
- Angkot yang dulunya bisa sampai jam 24:00 sekarang paling rame hanya jam 21:30 sesudah jam tersebut agak susah.
- Toko-toko yang ada di Jl Jend Sudirman biasanya bias buka sampai jam 22:00 sekarang ini jam 19:00 dan paling lama 20:00 sudah tutup.
- Banyak gang dan jalan yang di beri gerbang dan portal apalagi di daerah tersebut banyak etnis cina, ada beberapa tempat di jadikan “One Gate”.
- Banyak bangunan yang di renovasi setelah kerusuhan tetapi ada juga tidak (mungkin di anggap sial).
Masih banyak lagi perubahan yang terjadi pada masa peralihan ORBA ke Reformasi tetapi sudah di luar pemikiran saya…….

Ini hanya sebuah Gambaran kilas balik saya saja.. Semoga kejadian 1998 tidak terulang lagi. Semoga para Pemimpin Negeri in Lebih Bijak dan Peka Apa yang di derita oleh Rakyatnya.. Janganlah berfikir untuk memperkaya Diri, tapi tolong Fikirkan kami Rakyat yang telah mendukungmu selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar