Surat Al Mujaadilah terdiri atas 22 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Munaafiquun. Surat ini dinamai dengan Al Mujaadilah (wanita yang mengajukan gugatan) karena pada awal surat ini disebutkan bantahan seorang perempuan, menurut riwayat bernama Khaulah binti Tsa’labah terhadap sikap suaminya yang telah menzhiharnya. Hal ini diadukan kepada Rasulullah s.a.w. dan ia menuntut supaya beliau memberikan putusan yang adil dalam persoalan itu. Dinamai juga Al Mujaadalah yang berarti perbantahan.
Pokok-pokok isinya:
1. Hukum:
Hukum zhihar dan sangsi-sangsi bagi orang yang melakukannya bila ia menarik kembali perkataannya; larangan menjadikan musuh Allah sebagai teman.
2. Dan lain-lain:
Menjaga adab sopan santun dalam suatu majlis pertemuan; adab sopan santun terhadap Rasulullah s.a.w.
Surat ini menerangkan tentang zhihar dan hukumnya, larangan mengambil orang kafir sebagai teman akrab serta beberapa hal yang berhubungan dengan adab sopan santun.
HUBUNGAN SURAT AL MUJAADILAH DENGAN SURAT AL HASYR
- Pada akhir surat Al Mujaadilah Allah menyatakan bahwa agama Allah akan menang, yaitu pengusiran Bani Nadhir dari Madinah.
- Dalam surat Al Mujaadilah Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya akan mendapat kebinasaan, sedang pada surat Al Hasyr Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menentang Allah Allah dan Rasul-Nya akan mendapat azab yang sangat.
- Dalam surat Al Mujaadilah Allah menyebutkan hal-hal orang-orang munafik dan orang-orang Yahudi dan bagaimana mereka bantu membantu dalam memusuhi kaum muslim, sedang dalam surat Al Hasyr disebutkan kekalahan yang menimpa mereka dan persatuan mereka tidak dapat menolong mereka sedikitpun.
Surat 58: Al-Mujaadilah
(Wanita yang mengajukan gugatan)
(Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang)
No.
|
Teks terjemahan
|
Teks Qur'an dan latinnya
|
"Sesungguhnya, Allah telah mendengar perkataan, yang memajukan gugatan kepada kamu, tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar tanya-jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat." – (QS.58:1)
|
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
|
|
Qad sami'allahu qaulallatii tujaadiluka fii zaujihaa watasytakii ilallahi wallahu yasma'u tahaawurakumaa innallaha samii'un bashiirun
|
||
"Orang-orang yang menzhihar istrinya di antara kamu, (menganggap istrinya bagai ibunya, padahal), tiadalah istri mereka itu ibu-ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya, mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya, Allah Maha Pemaaf, lagi Maha Pengampun." – (QS.58:2)
|
الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلا اللائِي وَلَدْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ
|
|
Al-ladziina yuzhaahiruuna minkum min nisaa-ihim maa hunna ummahaatihim in ummahaatuhum ilaalaa-ii waladnahum wa-innahum layaquuluuna munkaran minal qauli wazuuran wa-innallaha la'afuu-wun ghafuurun
|
||
"Orang-orang yang menzhihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali, apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak, sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." – (QS.58:3)
|
وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ذَلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
|
|
Waal-ladziina yuzhaahiruuna min nisaa-ihim tsumma ya'uuduuna limaa qaaluuu fatahriiru raqabatin min qabli an yatamaassaa dzalikum tuu'azhuuna bihi wallahu bimaa ta'maluuna khabiirun
|
||
"Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut, sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa, (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah, supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih." – (QS.58:4)
|
فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ذَلِكَ لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ
|
|
Faman lam yajid fashiyaamu syahraini mutataabi'aini min qabli an yatamaassaa faman lam yastathi' fa-ith'aamu sittiina miskiinan dzalika litu'minuu billahi warasuulihi watilka huduudullahi walilkaafiriina 'adzaabun aliimun
|
||
"Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan, sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka, (yang) telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang yang kafir ada siksa yang menghinakan." – (QS.58:5)
|
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ أَنْزَلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ
|
|
Innal-ladziina yuhaadduunallaha warasuulahu kubituu kamaa kubital-ladziina min qablihim waqad anzalnaa aayaatin bai-yinaatin walilkaafiriina 'adzaabun muhiinun
|
||
"Pada hari (kiamat), ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka, apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." – (QS.58:6)
|
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
|
|
Yauma yab'atsuhumullahu jamii'an fayunabbi-uhum bimaa 'amiluu ahshaahullahu wanasuuhu wallahu 'ala kulli syai-in syahiidun
|
||
"Tidakkan kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit, dan apa yang ada di bumi. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang ke empatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang ke enamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka, di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat, apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." – (QS.58:7)
|
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
|
|
Alam tara annallaha ya'lamu maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi maa yakuunu min najwa tsalaatsatin ilaa huwa raabi'uhum walaa khamsatin ilaa huwa saadisuhum walaa adna min dzalika walaa aktsara ilaa huwa ma'ahum aina maa kaanuu tsumma yunabbi-uhum bimaa 'amiluu yaumal qiyaamati innallaha bikulli syai-in 'aliimun
|
||
"Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang, yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka (mengerjakan) larangan itu, dan mereka mengadakan permbicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu, dengan memberi salam, yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: 'Mengapa Allah tidak menyiksa kita, disebabkan apa yang kita katakan itu'. Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali." – (QS.58:8)
|
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نُهُوا عَنِ النَّجْوَى ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَيَتَنَاجَوْنَ بِالإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَةِ الرَّسُولِ وَإِذَا جَاءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ لَوْلا يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمَصِيرُ
|
|
Alam tara ilaal-ladziina nuhuu 'aninnajwa tsumma ya'uuduuna limaa nuhuu 'anhu wayatanaajauna bil-itsmi wal 'udwaani wama'shiyatirrasuuli wa-idzaa jaa-uuka hai-yauka bimaa lam yuhai-yika bihillahu wayaquuluuna fii anfusihim laulaa yu'adz-dzibunaallahu bimaa naquulu hasbuhum jahannamu yashlaunahaa fabi-asal mashiir(u)
|
||
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebaikan dan taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan." – (QS.58:9)
|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلا تَتَنَاجَوْا بِالإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَةِ الرَّسُولِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
|
|
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu idzaa tanaajaitum falaa tatanaajau bil-itsmi wal 'udwaani wama'shiyatirrasuuli watanaajau bil birri wattaqwa waattaquullahal-ladzii ilaihi tuhsyaruun(a)
|
||
"Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka-cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah, dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal." – (QS.58:10)
|
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
|
|
Innamaannajwa minasy-syaithaani liyahzunal-ladziina aamanuu walaisa bidhaarrihim syai-an ilaa biidznillahi wa'alallahi falyatawakkalil mu'minuun(a)
|
||
"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: 'Berlapang-lapanglah dalam majelis', lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: 'Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." – (QS.58:11)
|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
|
|
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu idzaa qiila lakum tafassahuu fiil majaalisi faafsahuu yafsahillahu lakum wa-idzaa qiilaansyuzuu faansyuzuu yarfa'illahul-ladziina aamanuu minkum waal-ladziina uutuul 'ilma darajaatin wallahu bimaa ta'maluuna khabiirun
|
||
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin), sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan), maka sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang." – (QS.58:12)
|
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُولَ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمْ وَأَطْهَرُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
|
|
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu idzaa naajaitumurrasuula faqaddimuu baina yadai najwaakum shadaqatan dzalika khairun lakum wa-athharu fa-in lam tajiduu fa-innallaha ghafuurun rahiimun
|
||
"Apakah kamu takut akan (menjadi miskin), karena kamu memberikan sedekah, sebelum pembicaraan dengan Rasul. Maka jika kamu tiada berbuat, dan Allah telah memberi taubat kepadamu, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." – (QS.58:13)
|
أَأَشْفَقْتُمْ أَنْ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَاتٍ فَإِذْ لَمْ تَفْعَلُوا وَتَابَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
|
|
Aasyfaqtum an tuqaddimuu baina yadai najwaakum shadaqaatin fa-idz lam taf'aluu wataaballahu 'alaikum fa-aqiimuush-shalaata waaatuuzzakaata wa-athii'uullaha warasuulahu wallahu khabiirun bimaa ta'maluun(a)
|
||
"Tidaklah kamu perhatikan orang-orang, yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman. Orang-orang itu bukan dari golongan kamu, dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui." – (QS.58:14)
|
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَا هُمْ مِنْكُمْ وَلا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
|
|
Alam tara ilaal-ladziina tawallau qauman ghadhiballahu 'alaihim maa hum minkum walaa minhum wayahlifuuna 'alal kadzibi wahum ya'lamuun(a)
|
||
"Allah telah menyediakan bagi mereka, azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah, apa yang telah mereka kerjakan." – (QS.58:15)
|
أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
|
|
A'addallahu lahum 'adzaaban syadiidan innahum saa-a maa kaanuu ya'maluun(a)
|
||
"Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka, sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan." – (QS.58:16)
|
اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
|
|
Attakhadzuu aimaanahum junnatan fashadduu 'an sabiilillahi falahum 'adzaabun muhiinun
|
||
"Harta benda dan anak-anak mereka, tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka, dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." – (QS.58:17)
|
لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
|
|
Lan tughniya 'anhum amwaaluhum walaa aulaaduhum minallahi syai-an uula-ika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun(a)
|
||
"(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya, (bahwa mereka bukan orang musyrik), sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta." – (QS.58:18)
|
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ
|
|
Yauma yab'atsuhumullahu jamii'an fayahlifuuna lahu kamaa yahlifuuna lakum wayahsabuuna annahum 'ala syai-in alaa innahum humul kaadzibuun(a)
|
||
"Syaitan telah menguasai mereka (orang-orang pendusta), lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi." – (QS.58:19)
|
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
|
|
Astahwadza 'alaihimusy-syaithaanu fa-ansaahum dzikrallahi uula-ika hizbusy-syaithaani alaa inna hizbasy-syaithaani humul khaasiruun(a)
|
||
"Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina." – (QS.58:20)
|
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الأذَلِّينَ
|
|
Innal-ladziina yuhaadduunallaha warasuulahu uula-ika fiil adzalliin(a)
|
||
"Allah telah menetapkan: 'Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang'. Sesungguhnya, Allah Maha Kuat, lagi Maha Perkasa." – (QS.58:21)
|
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
|
|
Kataballahu aghlibanna anaa warusulii innallaha qawii-yun 'aziizun
|
||
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum, yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang, dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang, yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka, dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah redha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." – (QS.58:22)
|
لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
|
|
Laa tajidu qauman yu'minuuna billahi wal yaumi-aakhiri yuwaadduuna man haaddallaha warasuulahu walau kaanuu aabaa-ahum au abnaa-ahum au ikhwaanahum au 'asyiiratahum uula-ika kataba fii quluubihimu-iimaana wa-ai-yadahum biruuhin minhu wayudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaal anhaaru khaalidiina fiihaa radhiyallahu 'anhum waradhuu 'anhu uula-ika hizbullahi alaa inna hizballahi humul muflihuun(a)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar