1. Atapnya berbentuk limas
2. Badan rumah berdinding papan, dengan pembagian ruangan yang telah ditetapkan (standar) bertingkat-tingkat (kijing)
3. Keseluruhan atap dan dinding serta lantai rumah bertopa di atas tiang-tiang yang tertanam di tanah
Kebanyakan rumah Limas luasnya mencapai 400 sampai 1.000 meter persegi atau lebih, yang didirikan di atas tiang-tiang kayu Onglen dan untuk rangka digunakan kayu Tembesu. Pengaruh Islam nampak pada ornamen maupun ukiran yang terdapat pada rumah limas. Simbar (Platy Cerium Coronarium) menjadi simbol utama dalam ukiran tersebut.
Filosofi tempat tertinggi adalah suci dan terhormat terdapat pada arsitektur rumah limas. Ruang utama dianggap terhormat adalah ruang Gegajah (bahasa kawi=balairung) terletak ditingkat teratas dan tepat dibawah atap limas yang ditopang oleh Alang Sunan dan Sako Sunan. Di ruang Gegajah terdapat Amben (balai/tempat musyawarah) yang terletak tinggi dari ruang Gegajah (+/- 75cm). Ruangan ini merupakan pusat dari rumah limas baik untuk adat, kehidupan serta dekorasi. Sebagai pembatas ruang terdapat lemari yang dihiasi sehingga show window / etledge dari kekayaan pemilik rumah.
Pangkeng (Bilik Tidur) terdapat dinding rumah, baik di kanan maupun di kiri. Untuk memasuki bilik atau Pangkeng ini kita harus melalui dampar (kotak) yang terletak di pintu yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan rumah tangga.
Pada ruang belakang dan gajah terdapat pawon (dapur) yang tingkatnya sama dengan lantai Gegajah tetapi tidak lagi dibawah naungan atap pisang sesisir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar