14 Apr 2016

Kisah Nabi Ilyasa AS

Nabi Ilyasa AS merupakan anak kandung dari Akhtub bin ‘Ajuz. Ia putra dari paman Nabi Ilyas. Melaksanakan dakwah setelah Nabi Ilyas wafat. Karenanya dalam berdakwah ia berpegang pada syari’at dan metode nabi Ilyas.Ilyasa (Ilyasa', Elisa, Eliseus) adalah seorang utusan Allah kepada bangsa Israil dan Arami. Ilyasa merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Yusuf.


Saat Ilyasa masih muda dan menderita sakit, Nabi Ilyas datang kerumahnya dan menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa melanjutkan misi ayah angkatnya agar kaumnya kembali taat kepada ajaran Allah SWT.
Beliau lalu diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul sebagai pengganti Nabi Ilyas AS sebagaimana telah terkandung dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 86 yang berbunyi :


وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ


“Adapun Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth, semuanya itu telah Kami berikan kepadanya kelebihan derajatnya di atas umat (di masanya)”. (QS. Al-An’am : 86).

Pada masa Nabi Ilyasa AS, rakyat atau umatnya hidup aman dan makmur karena mereka selalu patuh kepada perintah dan ajaran Nabi Ilyasa AS. Kemudian setelah Nabi Ilyasa ASmeninggal dunia, umat atau kaum Bani lsrail meninggalkan hukum Taurat. Mereka mengambil jalan yang salah, yang makin hari makin bertambah kekufuran, kekafiran dan kedurhakaannya kepada Allah SWT, sehingga Allah SWT melenyapkan nikmat dan kesenangan dunia dari mereka.

Dalam melaksanakan dakwahnya Nabi Ilyasa AS selalu berpegang teguh pada ajaran Allah SWT yang disyariatkan oleh Nabi Ilyas AS di dalam kitab suci Al-Qur’an tidak teruraikan secara jelas tentang kisah Nabi Ilyasa AS. Hanya dijelaskan dalam surat Shaad ayat 48 berbunyi 

وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الأخْيَارِ

: ”Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik”. (QS. Shaad : 48)

Nabi Ilyasa AS termasuk hamba Allah yang terbaik. Ada yang mengatakan Nabi inilah yang disebut dalam kitab suci Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang yang telah mati, hanya Allah yang tahu tentang kisah Beliau.



Dakwah Nabi Ilyasa

Ketaatan Nabi Ilyasa telah terlihat sejak ia masih kecil. Nabi Ilyasa telah sering mengikuti Nabi Ilyas berdakwah. Oleh karena itu, Nabi Ilyasa mendapat kepercayaan dari Nabi Ilyas untuk menggantikannya.

Setelah Nabi Ilyas wafat, Nabi Ilyasa meneruskan dakwahnya. Ketika itu, sebagian kaum Nabi Ilyas masih ada yang menyembah berhala. Mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Mereka tidak mau menerima agama yang dibawa oleh Nabi Ilyasa. Meskipun demikian, Nabi Ilyasa tetap sabar dan tidak berputus asa. Nabi Ilyasa tetap bertekad untuk membawa kaumnya hanya menyembah kepada Allah swt.

Sebagian kaum Bani Israil ada yang menjadi pengikut Nabi Ilyasa. Mereka hidup rukun dan damai hingga Nabi Ilyasa wafat. Mereka sangat sedih dengan wafatnya Nabi Ilyasa.

Setelah sekian lama Nabi Ilyasa wafat, mereka mulai meninggalkan ajaran Nabi Ilyasa. Semakin lama, mereka semakin kufur terhadap Allah swt.


Mampu Menghidupkan Mayat


Nabi Ilyasa juga menghadapi sikap penyangkalan Raja dan Ratu Israel terhadap agama sepeninggal Nabi Ilyas. Nani Ilyasa menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah SWT, akan tetapi mereka malah menyebutnya tukang sihir. Sama persis ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya.

Mereka terus menerus membangkang sepanjang hidup Nabi Ilyasa.
Setelah selang beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh bangsa Assyria hingga menyebabkan kerusakan yang cukup parah di Israel.

Namun setelah itu, Nabi Ilyasa tetap meneruskan dakwahnya hingga umatnya taat kepada Allah SWT. Dalam kepemimpinanya, bani israel hidup rukun, tentram dan makmur karena berbakti pada Allah SWT. Namun sepeninggal Nabi Ilyasa, mereka kembali kufur dengan menyembah berhala.

Dalam cerita dikisahkan pada saat segolongan Bani Israel membunuh seseorang dan dikuburkan di kuburan Nabi Ilyasa, tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan rombongan orang. Saat itu juga mereka melemparkan mayat itu dan tubuhnya mengenai tulang belulang Nabi Ilyasa.
Maka saat itu juga Allah SWT menghidupkan kembali mayat tersebut.
Subhanallah..


Nabi Ilyasa dalam Al-Qur'an


Di dalam Al-Quran, nama Ilyasa as, disebutkan sebanyak 2 kali, seperti berikut ini.


Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 86-87, Firman Allah SWT :
Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya), dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. 

Pada Surat Shaad (Sad) [38] : ayat 48-50, Firman Allah SWT :


وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الأخْيَارِ

هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ
جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الأبْوَابُ


Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.

Ilyasa adalah anak Akhtub bin 'Ajuz, yang lalu diangkat anak oleh Nabi Ilyas A.S. Beliau diangkat oleh Allah menjadi rasul sebagaimana telah tersebut di dalam AI Qur'an.


وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ

"dan Ismail, Ilyasa', Yunus, dan Luth, masing-masingnya Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)," – (QS.6:86)


وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ


"(dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka, (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul), dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus." – (QS.6:87)

Pada zaman Nabi Ilyasa, rakyat hidup aman dan makmur karena umatnya selalu patuh kepada perintah dan ajaran Nabi Ilyasa. Kemudian setelah Nabi Ilyasa meninggal dunia, umatnya (Bani lsrail) meninggalkan hukum Taurat. Mereka mengambil jalan yang salah, yang makin hari makin bertambah kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah, sehingga Allah melenyapkan nikmat dan kesenangan dari mereka.

Setelah Nabi lIyasa wafat, umatnya kembali menjadi orang-orang yang durhaka kepada Allah. Allah melenyapkan segala nikmat dan kesenangan hidup, akhirnya mereka mendapat kesengsaraan. Selanjutnya pada zaman itu lahirlah Nabi Yunus A.S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar