10 Okt 2013

Uji Keimanan di Idul Adha

Di dalam Islam berkurban tidak dimaksudkan untuk membujuk Allah SWT. Kurban adalah suatu tindak pembuktian bahwa seora muslim betul-betul mencintai Tuhannya. Berkurban bukan suatu penyogokan. Berkurban adalah proses Taqarrub, mendekatkan diri kepada-Nya. Sesembahan hanyalah simbol. Tuhan tidak perlu dengan materi sesembahan itu. Bagi-Nya jumlah hewan yang dikurbankan, bukan ukuran yang sejati, tapi kadar kecintaan terhadap-Nya lah yang menjadi harga berarti bagi makhluk-Nya.

Idul Adha sebagai Lonceng Pengingat Berkurban adalah Penguji keimanan kita. Sejauh mana stadium keyakinan seseorang kepada Tuhan di uji melalui pintu ini. Namun jika makna kurban Hanya di persempit dengan ritual menyembelih hewan, ujian ini tentunya amat simple. karena itu kurban memiliki makna ganda. Jika dikaji secara maknawi, Idul Adha  berarti hari dimana seorang muslim memang betul-betul mengurbankan materi yang di milikinya. Onta, sapi, kerbau, kambing dan lain-lain merupakan simbol Rijiddalam hal ini. Namun jika di tinjau dari perspektif lain, kurban juga diartikan sebagai proses"taqarrub" yang dalam bahasa arab berasal dari kata "qaruba" atau"qurbaan" yang artinya mendekan diri kepa Tuhan. Proses mendekatkan diri kepada Tuhan ini tentunya di aktualisasikan dalam bentuk praktek pesan keagamaan secara total.



Kadar keimanan seseorang muslim akan terlihat dengan baikjika dia secara total mengamalkan kedua makna kuban tersebut. Nabi Muhammad SAW banyak sekali banyak sekali memberi petuah bahwa

Keimanan seseorang sesorang akan hilang jika orang tersebuttidak mau meninggalkan ego dirinya dengan mencintai saudaranya, menghormati tetangganya, memuliakan tamunya, juga bertutur kata yang baik kepada setiap orang.

Sisi interaksi sosial yang bermoral juga merupakan uji keimanan yang dipatukan bagi seorang muslim. Ini adalah proses taqarrub, menghampiri Allah SWT dengan akhlak muli kepada sesama manusia.
Disini Idul Adha menjadi semacam lonceng pengingat tahunan, bahwa Isla memiliki tradisi yang semestinya diterapkan sepanjang tahun. Namun karena sifat dasar manusia yang mudah lupa, maka kelemahan itu harus pula disertai dengan peringatan tersebut. Itulah mengapa orang yang menyampaikan ajaran agama dinamakan dengan "al-mundzir" yang artinya Sang pemberi peringatan. Orang-orang yang lalai untuk berkurban selalu diingatkan untuk menjalankannya, bahkan jika membangkang dia di wanti-wanti dengan azab yang akan datang dari Tuhan.

ISLAM ADALAH SYSTEM 

Mengapa Islam itu juga dinamakan sebagai Sistem?? Di dalam Kamus bahasa Inggris System itu berarti " combination of related things or parts that form a complex whole" yang artinya suatu kombinasi dari berbagai bagian-bagian yang tersusun utuh.Jika diartikan lebi dalam lagi.. bagian-bagian itu bisa di analogikakan dengan Rukun Islam Yaitu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan ibadah Haji. Semuanya dengan serentak memanggul Rukun Islam tersebut agar tetap kokoh berdiri yang menjadikan Islam itu SEMPURNA.

Umat Islam belum sempurna, kalau dia hanya mengamalkan sebagian dari rukun itu dan meninggalkan yang lainnya. Penekanan Islam hanya pada praktek sholat aja sama dengan mengabaikan konsep Islam itu sebagai suatu System, yang bisa menghancurkan bangunan Islam itu. Jika yang terpenting dalam Islam hanya sholat saja, Jika tatkala distribusi ekonomi macet atau tidak ada zakat, maka terjadilah penindasan kapitalis atas proletar. Dimana-mana terjadi ketimpangan atau kecurangan, yang kaya semakin angkuh dengan kekayaannya, dan yang miskin semakin terpuruk dengan kelemahannya. Akibatnya ketegangan akan memwarnai hubungan antar kedua kelompok tersebut. Yang akhirnya Kemiskinan kadang memicu orang akan berbuat nekat.


Apalagi ditambah dengan hilangnya Kontrol diri dalam arti kata Puasa. Sudah dapat dibayangkan betapa bangunan Islam itu akan hancur berantakan.. yang artinya Kalau sholat saja tidak akan cukup kuat menyangga Islam agar berdiri tegak kokoh.

Yang kesimpulannya, maka didapatilah pengertian bahwa Rukun Islam memang harus dijalankan secara utuh dan serentak. Jadi proses KURBAN dalam taqarrub, atau mendekatkan diri kepada Tuhan tidak cukup dengan Sholat saja, tapi juga disertai dengan pengurbanan mater (zakat), pengurbanan kepentingan diri (puasa), Pengurbanan waktu dan tenaga (haji) yang didalamnya juga disertai dengan penyembelihan hewan kurban, serta pengurbanan keyakinan (syahadat) untuk menafikan segala yang kita cintai selain Than da Rasul-Nya.

Untuk itu marilah kita berkurban, jadikanlah Idul Adha tahun ini sebagai Pengingat bahwa Islam bukan agama Parsial yang hanya cukup diamalkan sebagiannya saja. Islam adalah agama Holistik, yaitu agama yang menjalankan keseluruhannya. SELAMAT BERQURBAN......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar